Khusus untuk Kecamatan Suradadi ada sekitar 1.500 orang yang menjadi ABK

Pekalongan (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR Dewi Aryani menyatakan bahwa semua rumah sakit di wilayah pantai utara harus mengetahui jadwal kepulangan para anak buah kapal yang telah habis kontrak perjanjian kerja dengan perusahaan sebagai upaya mencegah penyebaran virus COVID-19.

"Saya mengapresiasi pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Suradadi, Kabupaten Tegal yang telah membentuk satgas mobile COVID-19 dan melakukan simulasi sebagai rumah sakit satelit penanganan pasien terduga maupun yang terinfeksi virus corona," katanya kepada Antara di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin.

Politisi PDI Perjuangan ini juga minta Kemenkes harus memberi perhatian penuh kepada rumah sakit yang secara proaktif melakukan inisiatif.

Dewi Aryani mengatakan dipilihnya Desa Suradadi sebagai tempat simulasi karena banyak warga desa itu bekerja sebagai anak buah kapal di berbagai negara.

Baca juga: Dewi Aryani: Keberadaan "Mobile Task Forces" mampu redam kekhawatiran

Berdasar data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang saat ini berganti nama menjadi Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, kata dia, bahwa ada sekitar 4.000 orang per tahun warga Kabupaten Tegal bekerja sebagai ABK di perkapalan perikanan maupun niaga.

"Tujuan negara yang mereka jelajah antara lain Taiwan, China, Portugal, Spanyol, dan Korea. Akan tetapi, mereka biasanya juga berlayar dan bersandar singgah di seluruh dunia," kata Dewi Aryani yang akrab disapa DeAr ini.

"Khusus untuk Kecamatan Suradadi ada sekitar 1.500 orang yang menjadi ABK dan sektor lainnya di luar negeri," katanya.

Oleh karena, data ini harus menjadi perhatian mengingat saat ini wabah biologis virus korona menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama secara nasional, katanya.

Baca juga: Dewi Aryani: Pemerintah perlu umumkan pemeriksaan Covid-19 gratis

Pewarta: Kutnadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020