Jakarta (ANTARA/JACX) - Kasus pembunuhan anak berusia lima tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, mengejutkan masyarakat, terutama karena tersangka pembunuhan itu adalah remaja putri yang masih remaja.

APA (5), dilaporkan mengilang sejak Kamis (5/3). Kabar kehilangan tersebut disampaikan ketua rukun tetangga di tempat tinggal APA ke Polsek Sawah Besar pada hari yang sama.

Sehari setelah laporan tersebut, seorang remaja berinisial NF (15) menyerahkan diri dan mengaku telah menghilangkan nyawa bocah tersebut. Tersangka mengaku pula telah mengikat tubuh dan menyumpal mulut korban menggunakan tisu di dalam lemari pakaian. NF diketahui merupakan tetangga APA.

NF mengaku menyerahkan diri ke pihak berwajib karena bingung untuk menangani jasad korban yang berada di lemarinya selama satu malam sejak Kamis (5/3).

Kasus tersebut lantas menjadi bahasan di sejumlah media sosial. Pengguna Twitter dengan akun @black_valley, pada Sabtu (7/3), membagikan sebuah tangkapan layar yang memuat komentar tentang NF.

Komentar itu menyebut NF sebenarnya iri dengan korbannya. Ibu NF disebut lebih sayang dengan APA, yang merupakan anak asuh.

Hingga Senin (9/3), unggahan di Twitter itu telah disukai oleh 688 pengguna, dibagikan ulang sebanyak 81 kali, dan dikomentari oleh 37 pengguna lainnya.

Namun, benarkah remaja tersebut membunuh anak usia lima tahun karena iri?

Tangkapan layar hoaks soal remaja bunuh anak lima tahun di Sawah Besar (Twitter.com)

Penjelasan:
Dalam berita ANTARA berjudul "Polisi berencana periksa kejiwaan remaja bunuh anak di bawah usia" yang disiarkan pada Jumat (6/3), pihak berwajib menyebutkan tersangka NF membunuh APA karena terinspirasi oleh film.

"Beberapa hal yang menjadi catatan kami dan pengakuan dari seorang NF, tersangka melakukan dengan kesadaran diri. Dan kalau berdasarkan tadi kami wawancara, dia tadi terinspirasi oleh film," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol. Heru Novianto.

Dalam penggeledahan di rumah tersangka, polisi juga menemukan sejumlah coretan tangan yang diduga terinspirasi dari sejumlah karakter fiksi horor, di antaranya The Slender Man yang digambarkan seperti pria tipis tinggi tanpa wajah, mempunyai tentakel dan mengenakan pakaian hitam dengan dasi merah. Ada pula beberapa karakter anime perempuan dengan raut wajah yang sedang menangis.

"Pengakuan awal, tersangka sering nonton film horor Chuky. Dia senang nonton film horor dan itu memang hobinya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengacu pada berita ANTARA berjudul "Kartun horor jadi petunjuk motif pembunuhan anak di Sawah Besar".

Fakta lain, korban bukan anak asuh dari ibu kandung tersangka sebagaimana dinarasikan dalam tangkapan layar di Twitter tersebut.

Polisi menerangkan tersangka memiliki latar belakang dari orang tua kandung yang telah bercerai. Tersangka tinggal dengan ayah dan ibu tiri di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Klaim : Remaja bunuh anak enam tahun karena iri
Rating : Salah/Disinformasi

Bac juga: Dokter kejiwaan RS Polri sebut NF kooperatif jalani observasi

Baca juga: Tim RS Polri lakukan observasi kejiwaan NF

Baca juga: Polisi olah TKP remaja bunuh tetangganya di Sawah Besar

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020