"Rencana membuka cabang di Dubai ditunda, dan mendahulukan membuka jaringan di Kuala Lumpur, dan Shanghai," kata Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo, usai menemui Menneg BUMN Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis malam.
Agus menjelaskan, penundaan pembukaan cabang di Dubai, ibukota Uni Emirat Arab sebagai antisipasi situasi global akibat krisis keuangan tercermin dari pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara yang masuk kategori minus.
Ia berpendapat, walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4-5 persen atau jauh lebih bagus dibandingkan pertumbuhan ekonomi dunia, tetapi tetap saja dampak krisis dunia akan terasa.
"Walapun Mandiri memiliki "cost efficiency ratio" (rasio efisiensi biaya--red) di bawah 45 persen, namun harus tetap hati-hati dalam ekspansi," tegasnya.
Menurutnya berdasarkan kajian menyeluruh, bahwa Mandiri akan lebih selektif dalam membuka cabang-cabang baru, sementara cabang luar negeri saat ini terdapat di Singapura, Hongkong, dan London.
"Cabang di Kuala Lumpur diharapkan beroperasi pada semester I 2009, sedangkan di Sanghai semester II 2009," katanya.
Akan tetapi ujarnya, tidak tertutup kemungkinan pembukaan cabang di Timur Tengah dapat dilakukan pada tahun 2010.
Sebelumnya Direktur Special Asset Management Bank Mandiri, Abdul Rachman mengatakan, potensi membuka jaringan di Timur Tengah seperti di Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, terbuka lebar tercermin dari semakin luasnya basis nasabah Mandiri.
Menurutnya, mendesaknya pembukaan cabang tersebut demi memperluas layanan Mandiri yang memiliki berbagai jasa keuangan mulai dari jasa perbankan, pembiayaan, sekuritas, hingga jasa penasehat keuangan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009