Jakarta (ANTARA News) - TNI kembali menggelar operasi siaga tempur laut 2009 dengan sandi "Operasi Naga laut" guna memantapkan eksistensi TNI, khususnya TNI Angkatan Laut, khususnya di wilayah perairan nasional yang berbatasan dengan negara lain.
"Perubahan lingkungan strategis kian hari makin dinamis dan kompleks. Karenanya, tantangan yang dihadapi juga makin besar dan kompleks," kata Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Supiadin pada pelepasan para personel operasi siaga temput laut 2009, di Jakarta, Kamis.
Operasi di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) itu, selain untuk menjaga keamanan laut, juga sebagai media untuk menunjukkan eksistensi TNI AL sebagai alat pertahanan dan penegak kedaulatan serta hukum di laut, lanjut dia.
Supiadin mengatakan operasi akan dilaksanakan di wilayah perairan barat Indonesia, khususnya di titik strategis yang berbatasan langsung dengan wilayah negara tetangga.
"Ada beberapa titik strategis seperti di Selat Malaka, dan Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura, jika tidak dikelola dengan baik akan berpotensi menimbulkan konflik. Karenannya, kita harus benar-benar dapat menunjukkan eksistensi kita," ujarnya, menekankan.
Operasi siaga tempur laut 2009, dilaksanakan mulai Maret hingga Mei mendatang dengan melibatkan lima kapal perang, yakni KRI Yos Sudarso-353, KRI Cut Nyak Dien-375, KRI Sultan Thaha Saefudin, KRI Pulau Rusa-726 dan KRI Sikuda-863.
Selain itu, dikerahkan pulau satu pesawat udara intai maritim, dua tim komando pasukan katak, dan dua tim repair.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009