Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Jawa Barat, atau lebih dikenal Bunut kembali mengisolasi seorang warga yang baru pulang umrah karena mengalami demam tinggi.
"Saat ini pasien berinisial M berusia 77 tiba di rumah sakit pada Kamis, (5/3) dan sedang diisolasi di ruangan khusus dan statusnya masih dalam pengawasan, tetapi yang bersangkutan belum diketahui apakah tertular COVID-19 atau tidak," kata humas RSUD Syamsudun SH dr Muhammad Yusuf Ginanjar di Sukabumi, Senin.
Informasi yang dihimpun, pasien tersebut datang ke rumah sakit dalam kondisi demam dan suhu tubuhnya cukup tinggi. Setelah menjalani pemeriksaan dan diketahui bahwa pria lanjut usia itu baru pulang dari ibadah umrah dengan rute perjalanan transit dahulu ke Oman, maka pihak rumah sakit milik Pemkot Sukabumi ini mengambil keputusan untuk mengisolasi.
Baca juga: Kantor Imigrasi Sukabumi panggil puluhan perusahaan pengguna jasa TKA
Baca juga: Dinkes Sukabumi akan periksa kesehatan seluruh TKA China
Baca juga: Corona tidak pengaruhi jasa ekspedisi barang dari luar negeri
Langkah cepat yang diambil tim medis ini untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan, apalagi yang bersangkutan baru pulang dari negara yang terjangkit virus Corona. Dari hasil pemeriksaan, kondisi kesehatannya masih stabil.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengambil contoh cairan tubuh pasien untuk dilakukan penelitian di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI untuk mengetahui kondisi kesehatannya.
"Kami berharap pasien tidak tertular COVID-19 apalagi kesehatannya terus membaik, namun kami tetap mengisolasi antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sampai hasil laboratorium pria ini keluar dan dinyatakan sehat," katanya.
Di sisi lain, Yusuf mengatakan tim medis yang menangani pasien di ruang isolasi menggunakan pakaian khusus dan dalam menjalankan perawatannya dipastikan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) Kemenkes RI terkait penanganan pasien suspek COVID-19.
Pihaknya juga mengimbau kepada warga khususnya netizen tidak membuat isu yang bisa membikin gaduh atau panik masyarakat, apalagi sampai menyebarkan berita hoaks terkait virus mematikan ini.*
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020