Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menyambut baik atas pengakuan dari Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) bahwa target menurunkan Kemiskinan di tahun 2009 pada angka  8,2 persen belum terpenuhi, sedang pemerintah hanya mampu menurunkan kemiskinan di 2009 pada angka 12-13,5 persen, kata Direktur Eksekutif LPI Boni Hargens.Dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis, Boni Hargens mengatakan, bahwa pada Senin (2/3) dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), bahwa Kementerian Negara PPN mengakui bahwa target menurunkan Kemiskinan di tahun 2009 di angka 8,2 persen belum terpenuhi. Pemerintah hanya mampu menurunkan kemiskinan di 2009 pada angka 12-13,5 persen. Pengakuan itu dimuat di sebuah harian ibukota Rabu 4 Maret 2009, hal A15, katanya.Menurut Boni, LPI selaku lembaga yang berkomitmen memberdayakan pemilih menghargai pemerintah yang mengakui belum berhasilnya capaian target penurunan kemiskinan. Namun LPI berpendapat sebaiknya pejabat tinggi sendiri yang mengumumkan belum berhasilnya penurunan angka kemiskinan itu. Apa lagi target menurunkan kemiskinan ke angka 8,2 persen pada 2009 sudah didokumentasikan dalam sebuah peraturan.Akan menjadi tradisi yang sehat bagi demokrasi jika pejabat tinggi bersedia mengumumkan belum berhasilnya memenuhi target yang sudah ditetapkan dalam sebuah peraturan, katanyaBoni mengatakan, LPI berharap bahwa Pemilu 2009 tak hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan, namun pemilu juga menjadi momentum pendidikan politik bagi pemilih untuk menagih apa yang sudah dijanjikan oleh pemimpinnya. "Jika tradisi tagih janji pemimpin itu semakin kuat, niscaya para pemimpin akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan janji-janjinya saat kampanye," katanya.Ia menambahkan, akan datang suatu masa jika seorang pemimpin tak memenuhi target yang dibuatnya, maka ia tidak akan mencalonkan diri lagi, sehingga jika masa itu sudah datang, berarti tradisi demokrasi bangsa Indonesia dinilai sudah sehat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009