pelemahan IHSG masih disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah COVID-19.Jakarta (ANTARA) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan anjlok hingga 6 persen lebih dipicu sentimen negatif global.
IHSG ditutup melemah 361,73 poin atau 6,58 persen ke posisi 5.136,81, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 73,28 poin atau 8,26 persen menjadi 813,75.
Analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta, Senin, mengatakan, pelemahan IHSG masih disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah COVID-19.
"Pelemahan indeks juga terseret koreksi bursa saham regional dan global, yang juga disebabkan kekhawatiran penyebaran Virus Corona di luar China," ujar Mino.
Baca juga: Di tengah IHSG anjlok, 2 perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia
Selain itu, turunnya IHSG juga disebabkan anjloknya harga minyak dunia karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) gagal menyepakati pemangkasan produksi dengan Rusia.
Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi dimana sektor aneka industri turun paling dalam yaitu minus 9,42 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor industri dasar masing-masing minus 7,92 persen dan minus 7,35 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" sebesar Rp217,84 miliar.
Baca juga: IHSG Senin dibuka anjlok 133,94 poin
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 527.792 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,21 miliar lembar saham senilai Rp9,42 triliun. Sebanyak 43 saham naik, 382 saham menurun, dan 102 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 1.051 poin atau 5,07 persen ke 19.698,8, indeks Hang Seng melemah 1.106,2 poin atau 4,23 persen ke 25.040,5, dan indeks Straits Times melemah 178,33 poin atau 6,02 persen ke 2.782,65.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020