Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla dengan tersenyum menyatakan gembira atas selesainya pembangunan Rumah Susun Sederhana Hak Milik (Rusunami) yang siap untuk dihuni.
"Akhirnya sampai atas, selesai juga," kata Wapres M Jusuf Kalla setibanya di lokasi acara penyelesaian atap rusunami tower A3 Bandar Kemayoran Jakarta, Kamis.
Dalam acara tersebut Wapres Jusuf Kalla didampingi Meneg Perumahan Rakyat Yusuf Asy`ari, Wagub DKI Prijanto serta Dirut Perum Perumnas Himawan Arief Soegoto.
Menurut Wapres, dari pengalaman membangun, yang paling sulit adalah memulai.
"Pembangunan rusunami merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan menyediakan kebutuhan pokok masyarakat berupa perumahan," katanya.
Wapres menjelaskan bahwa selama ini 30 persen gaji pekerja habis untuk biaya transportasi sehingga Rusunami di dekat lokasi kerja akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Masyarakat yang tak mampu disubsidi oleh pemerintah. Yang mampu beli rumah mewah, bayar pajak. Pajak itu kita gunakan membangun ini (rusunami)," kata Wapres.
Kalla juga menjelaskan bahwa di lokasi bekas bandara Kemayoran tersebut dialokasikan 50 hektar lahan untuk Rusunami. Saat ini baru lima hektar yang siap untuk dibangun. Dengan 50 hektar tersebut bisa dibangun 150 tower.
Sebelumnya Meneg Perumahan Rakyat melaporkan bahwa saat ini secara bersamaan dibangun sekitar 100 tower rusunami di seluruh Indonesia.
"Penyelesaian atap tower A3 rusunami Bandar Kemayoran ini merupakan yang ke 17 dari 70 tower Eusunami yang sedang dibangun secara bersamaan di seluruh Indonesia," kata menteri.
Sementara Dirut Perum Perumnas Himawan mengatakan di lokasi Bandar Kemayoran ini sedang dibangun tiga tower. Satu tower yakni A3 sudah memasuki tahap penyelesaian, sedangkan tower A2 sudah mencapai 15 lantai dan tower A1 dalam tahap kontsruksi.
"Minat masyarakat terhadap rusunawi Bandar Kemayoran ini sangat tinggi. Saat ini setidaknya sudah ada 8.700 orang yang berminat," kata Himawan.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009