Jakarta (ANTARA News) - Suasana menjelang Pemilu diharapkan akan tetap kondusif hingga pelaksanaannya pada 9 April 2009 sehingga memacu investor dari dalam negeri maupun luar negeri untuk mengembangkan berbagai investasi di Indonesia. "Diharapkan akan tetap tercipta suasana kondusif. Orang `kan mau berinvestasi kalau politiknya stabil," kata Anggota Komisi VI (bidang investasi, perdagangan dan BUMN) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu. Dia mengakui, menjelang Pemilu ini ada investor yang masih "wait and see" hingga Pemilu usai dan hingga pemilihan presiden mendatang. "Tetapi saya yakin tidak semua seperti itu. Investasi masih bergairah walaupun ada sikap hati-hati," katanya. Dia mengemukakan, sikap investor yang masih "wait and see" terjadi juga di negara lain yang akan menylenggarakan Pemilu. Tetapi jika ada komitmen semua pihak, termasuk pemerintah, partai politik dan masyarakat untuk tetap menjaga situasi kondusif, investor tidak perlu terlalu khawatir. Nurhayati yang juga Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat (PD) kini menjadi Caleg nomor urut 1 dari Partai Demokrat untuk daerah pemilihan (Dapil) Malang Raya (Jawa Timur). Di Dapil ini, terdapat delapan kursi DPR sedangkan jumlah pemilih 2,3 juta orang dengan bilangan pembagi pemilih (BPP) sebanyak 210 ribu orang. Dia mendirikan Nurhayati Ali Assegaf Center for Democracy pada 28 Pebruari 2009 di Graha Profesi Kota Malang. Sebenarnya pada Pemilu 2004, Nurhayati meraih suara terbanyak, tetapi KPU menetapkan Caleg terpilih berdasarkan nomor urut sehingga Nurhayati tertunda ke Senayan. Nurhayati mendapatan peluang ke Senayan melalui Pergantian Antar Waktu (PAW) yang pelantikannya sebagai Anggota DPR dilakukan pada 20 Januari 2009. Dia menyatakan, Nurhayati Ali Assegaf for Democracy didirikan tidak sekadar untuk bisa meloloskannya ke Senayan. "Saya mendirikan lembaga ini tidak untuk sesaat, khususnya hanya untuk kepentingan Pemilu. Tetapi sebagai bentuk tanggungjawab aya sebagai politisi untuk memberi pembelajaran demokrasi kepada masyarakat secara luas," kata Nurhayati, perempuan politisi kelahiran Solo 17 Juli 1963.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009