Islamabad, (ANTARA News) - Direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) Rabu tiba di Pakistan untuk membantu penyelidikan serangan Mumbai tahun lalu di India, kata para pejabat.

New Delhi menuding serangan-serangan yang menewaskan 165 orang November lalu itu, dilancarkan oleh kelompok gerilyawan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berpangkalan di Pakistan, dan mengacaukan proses perdamaian lima tahun antara India dan Pakistan, yang keduanya memiliki senjata nuklir, demikian diwartakan AFP.

Direktur FBI Robert Mueller akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Dalam negeri Pakistan Rehman Malik, Rabu, kata seorang pejabat kementerian itu kepada AFP.

Mueller memimpin satu tim yang juga mengadakan berbagai pertemuan di India dan akan membantu para penyelidik Pakistan dengan informasi intelijen, ujarnya.

Jurubicara kedutaan AS di sini Jeremiah Knight juga membenarkan kunjungan Mueller di Islamabad, namun menolak memberikan rincian mengenai pertemuan-pertemuan yang dia lakukan.

Kunjungan Mueller terjadi sehari setelah orang bersenjata tak dikenal menyerang para pemain kriket Sri Lanka di kota Pakistan, Lahore, yang menewaskan enam petugas polisi dan dua warga sipil lainnya.

Polisi India telah menuduh seorang pria satu-satunya yang hidup sebagai orang bersenjata dalam serangan Mumbai sebagai pembunuh dan melancarkan perang terhadap India.

Tersangka, warga Pakistan bernama Mohammed Ajmal Amir Iman - yang juga dikenal sebagai Kasab - adalah satu-satunya anggota dari 10 anggota satuan gerilya bergaya komando yang ditangkap hidup-hidup dalam aksi pengepungan 26-29 November, terhadap antara lain dua hotel bintang lima di Mumbai.

Baik LeT dan Pakistan membantah terlibat dalam serangan-serangan itu, namun pemerintah di Islamabad pada bulan lalu mengakui untuk pertama kalinya, bahwa serangan itu sebagian dirancang di bumi Pakistan.

Islamabad mengatakan, bahwa pihaknya telah memberkas suatu kasus terhadap delapan orang tersangka yang berperan di dalam serangan-serangan itu, dan enam di antara mereka sudah ditahan.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009