Jakarta (ANTARA News) -  Rapat Dewan Gubernur (RDG)  Bank Indonesia (BI)  di Jakarta, Rabu, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan, BI Rate, sebesar 50 basis poin menjadi 7,75 persen dari sebelumnya 8,25  persen.

"Keputusan tersebut diambil setelah mencermati dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan di dalam dan luar negeri, khususnya terkait dengan masih berlanjutnya krisis keuangan global,"  kata BI dalam siaran persnya.

Perkembangan ekonomi global masih menunjukkan perlambatan yang lebih dalam, tercermin dari prakiraan merosotnya perekonomian negara-negara maju yang lebih besar dari perkiraan semula.

Kondisi pasar keuangan global pun masih rapuh dengan semakin banyaknya laporan kerugian lembaga keuangan dunia.

Perlambatan kondisi ekonomi negara maju tersebut, kata BI,  memicu penurunan kinerja ekspor Indonesia, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perekonomian secara keseluruhan.

Menurut BI, memburuknya kondisi pasar keuangan global menimbulkan kembali sentimen negatif terhadap negara-negara di emerging market yang masih berpotensi menekan perekonomian sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Dikatakan, menurunnya kinerja ekspor telah memberikan tekanan pada neraca pembayaran Indonesia, walaupun masih berada pada batas-batas yang aman. Cadangan devisa saat ini masih berada pada posisi 50,56 miliar dolar AS atau masih mampu memenuhi 5,4 bulan kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Jumlah cadangan devisa ini akan bertambah dengan masuknya dana hasil penjualan global bond Pemerintah yang baru-baru ini diterbitkan sebesar 3 miliar dolar AS.

Tekanan inflasi pada Februari masih relatif rendah, yaitu sebesar 0,21 persen (mtm) jauh lebih rendah dari rata-rata historisnya, sehingga inflasi tahunan menurun dibanding Januari 2009 menjadi 8,6 persen (yoy).

Rendahnya tekanan inflasi pada Februari terutama disebabkan oleh ekspektasi inflasi yang membaik didukung oleh pasokan kebutuhan pokok yang terjaga dan harga BBM yang lebih rendah. Tekanan inflasi yang terkendali juga terkait dengan perkembangan imported inflation yang menurun sejalan dengan harga komoditas internasional yang lebih rendah.

Bank Indonesia akan senantiasa mencermati perkembangan yang terjadi di bidang ekonomi dan keuangan serta akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk makin memperkuat perekonomian domestik dan stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan, demikian BI.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009