Markas Besar PBB,New York, (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB pada Selasa waktu setempat mengutuk pembunuhan terhadap presiden serta kepala staf angkatan darat Guinea-Bissau dan meminta agar negeri di Afrika Barat itu tetap memelihara ketenangan.
Seperti diberitakan AFP, DK PBB "mengutuk sekeras-kerasnya pembunuhan tersebut" dan "mendesak pemerintah Guinea-Bissau untuk membawa pihak yang bertanggung jawab dalam aksi kasar itu ke meja hijau".
Sang pemimpin veteran Guinea-Bissau Joao Bernardo Vieira pada Senin ditembak oleh tentara dalam aksi yang jelas-jelas merupakan balas dendam terhadap pembunuhan kepala staf angkat darat, Jenderal Tagme Na Waie, dalam sebuah serangan bom.
Bekas jajahan Portugis itu dilanda kudeta dan kerusuhan politik sejak merdeka pada tahun 1974, terutama pada tahun-tahun terakhir sejak negara itu menjadi tempat berlabuh para pedagang narkotik yang mengapalkan barang terlarang itu dari Amerika Latin menuju Eropa.
Dewan Keamanan juga "menyeru pemerintah, para pemimpin politik, angkatan bersenjata dan rakyat Guinea-Bissau untuk tetap tenang, menahan diri, serta menjaga stabilitas dan aturan perundang-undangan serta menghormati aturan hukum dan proses demokrasi."
Pengecaman yang dikeluarkan Dewan tersebut memperkuat pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Uni Afrika dan Uni Eropa.
Sementara itu, Guinea-Bissau hari Selasa telah mengambil sumpah presiden sementara, Raimundo Pereira, sebelum pemilihan demokratis dilakukan dalam waktu 60 hari ini. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009