Jakarta (ANTARA News) - Penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing atau "global bond" akan memicu kenaikan suku bunga perbankan di dalam negeri (DN).
"Bunga perbankan maupun obligasi domestik akan naik gara-gara ini," kata pengamat ekonomi independen, Icshanudin Noorsy, di Jakarta, Selasa.
Penjualan "global bond" sebesar tiga miliar dolar AS oleh pemerintah, menurut dia, menunjukkan buruknya koordinasi antara bank sentral dan otoritas fiskal.
Noorsy mengatakan,penjualan SUN valas tersebut jelas akan membebani APBN di masa mendatang, mengingat hanya bagian kecil saja yang dibeli oleh Indonesia.
Ia menambahkan kondisi tersebut justru akan membuat Indonesia semakin sulit melepaskan diri kepada pihak asing.
Sebelumnya, Kepala Biro Humas Departemen Keuangan (Depkeu), Harry Z Soeratin, mengatakan, transaksi itu merupakan penawaran surat utang terbesar di Asia sejak awal 2009 dan merupakan penerbitan terbesar yang pernah dilakukan oleh pemerintah RI.
Transaksi ditawarkan ke lebih dari 200 investor untuk masing-masing "tranches" dan menghasilkan kelebihan permintaan sebesar 2,4 kali atau 7,25 miliar dolar AS.
Secara geografis, "tranches" lima tahun didistribusikan sebanyak 55 persen ke wilayah Asia, 18 persen ke Eropa, dan 27 persen ke AS.
Sementara untuk tranche 10 tahun, didistribusikan sebanyak 30 persen ke wilayah Asia, 20 persen Eropa, dan 50 persen ke AS. (*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009