Yogyakarta (ANTARA News)- Masyarakat dari berbagai etnis di Indonesia yang tinggal di Yogyakarta dan tergabung dalam `Paguyuban Masyarakat Rantau Jogja` menyatakan mendukung Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk maju sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Ketua Umum Paguyuban Masyarakat Rantau Jogja, Jufrial pada acara dialog dengan Sri Sultan HB X dengan tema `Menuju Indonesia Makmur yang Berkeadilan Sosial` di Yogyakarta, Selasa malam, mengatakan sebagai anggota masyarakat dari berbagai etnis yang ada di negeri ini dan tinggal di Yogyakarta, tetap mendukung Sultan HB X maju dalam Pilpres 2009 sebagai capres. "Kami mengimbau seluruh masyarakat Indonesia apapun kebudayaannya dan partai politiknya untuk secara bersama-sama mendukung Sultan menjadi Presiden RI. Dukungan itu diberikan menyusul deklarasi Sultan HB X menjadi capres pada 28 Oktober 2008 dan telah banyak menjalin komunikasi untuk Indonesia ke depan dengan berbagai etnis di negeri ini," katanya. Menurut dia, pihaknya juga sudah menjalin komunikasi dengan semua tokoh di tanah air dan mendapatkan fakta bahwa Sultan merupakan sosok pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Bangsa ini membutuhkan sosok Sultan sebagai pemimpin karena memiliki sikap bijaksana, mengayomi,berkerpribadian santun, demokrat sejati serta menghargai perbedaan pendapat, agama dan budaya. Jika Sultan dapat memimpin bangsa ini sebagai Presiden RI maka akan diharapkan tercapai pembangunan fisik dan mental dan masyarakat yang makmur, berkeadilan sosial. Sultan mampu menjadikan masyarakat dari seluruh Indonesia yang berada di Yogyakarta dapat hidup dengan rukun dan damai. "Kepemimpinan Sultan dapat dijadikan barometer. Karena itu Sultan harus didukung untuk menjadikan Yogyakarta sebagai contoh dan dapat dibawa ke seluruh wilayah Indonesia," kata Jufrial. Sementara itu,dalam dialog tersebut Sultan HB X mengatakan bahwa menjadi kewajiban pemimpin untuk bisa membangun rakyatnya agar menjadi bangsa yang unggul dan mempunyai daya saing dalam proses pergaulan antar bangsa. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi bangsa yang kompetitif dalam proses mendunia, dan dapat menjadi bangsa yang mampu memproduksi yang diterima di seluruh dunia, bukan menjadi bangsa kaki tangan produk asing. Karenanya, bangsa Indonesia tidak bisa dikatakan sebagai bangsa yang unggul dan punya daya saing karena hanya menjadi konsumen yang baik bagi negara lain. Untuk itu, pendidikan menjadi modal utama untuk membangun bangsa berdaya saing, kata Sultan HB X. Acara dialog tersebut dimeriahkan dengan tari Saman dari Nagroe Aceh Darussalam (NAD) dan tari Cendrawasih dari Papua.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009