Washinton, (ANTARA News) - Calon Menlu AS Hillary Clinton pada hari Selasa mengesampingkan pembicaraan dengan kelompok Palestina HAMAS.

"Mengenai Israel, anda tidak dapat berunding dengan HAMAS sampai kelompok itu melepaskan kekerasan, mengakui Israel dan setuju untuk mematuhi perjanjian pada masa lalu. Bagi saya hal itu benar-benar mutlak," kata Hillary pada dengar pendapat pengesahan jabatannya di Senat.

"Itulah sikap pemerintah AS. Itulah sikap presiden-terpilih," katanya seperti dilaporkan AFP.

Ia menggemakan sikap pemerintah Presiden Bush yang mendukung upaya Mesir untuk menengahi gencatan senjata menyusul perang Israel 18 hari guna menghentikan serangan roket Hamas.

Pemerintah Bush menentang pembicaraan dengan HAMAS, kelompok yang mereka sebut organisasi teroris. HAMAS memerintah Jalur Gaza setelah mengusir pemerintah otonomi Palestina yang didukung-AS pada Juni 2007.

Tidak seperti HAMAS, pemerintah otonomi Palestina mengakui Israel, melepaskan kekerasan dan mengadakan pembicaraan dengan Israel berdasar perjanjian-perjanjian sebelumnya, termasuk perjanjian perdamaian Oslo 1993.

Obama telah mengusulkan untuk menjangkau para pemimpin negara anti-AS seperti Iran, Korea Utara dan Kuba, tapi beberapa pengamat meragukan ia akan mengajak HAMAS dan Hizbullah yang didukung-Iran.

Dalam dengar pendapat penegasan jabatannya, Clinton mengatakan pemerintah baru akan mengupayakan "pendekatan baru" terhadap Iran dengan melibatkannya secara diplomatik.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009