Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun di perdagangan Asia Selasa karena kekacauan baru menghantam sektor finansial global, kata analis.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman April turun 35 sen menjadi 39,80 dolar per barel. Sementara minyak mentah Laut Utara Brent juga pengiriman April turun 60 sen menjadi 41,61 dolar per barel.

Revisi kecenderungan turun dalam data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat dan data yang mengklaim angka pengangguran tinggi "merupakan inti dari melemahnya ekonomi dan berujung turunnya harga energi," kata Phil Flynn, wakil pimpinan Alaron Trading Corporation.

Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan Jumat lalu bahwa produk domestik bruto negara itu melemah pada angka lebih buruk dari yang diperkirakan 6,2 persen dalam kuartal keempat 2008, menambah kekhawatiran baru seputar permintaan energi di ekonomi terbesar dunia itu.

Sentimen juga dipicu oleh paket dana talangan yang besar baru-baru ini oleh pemerintah AS untuk raksasa asuransi AIG senilai 30 miliar dolar.

Dana talangan tersebut muncul karena penjamin asuransi mencatat kerugian kuartalan 61,7 miliar dolar, terbesar dalam sejarah perusahaan AS.

"Situasi finansial, melemahnya manufaktur, tenaga kerja--tekanan resesi terhadap harga minyak, dan itu merupakan kekhawatiran utama," kata James William, ekonom pada WTRG Economy.

Harga minyak naik pekan lalu dalam suatu antisipasi kenaikan permintaan untuk bahan bakar kendaraan dan indikasi penurunan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor minyak (OPEC), kata para pedagang.

OPEC, yang memompa sekitar 40 persen dari minyak dunia, mengumumkan penurunan produksi akhir tahun lalu dengan total 4,2 juta barel per hari dalam upaya mencegah terus merosotnya harga minyak dan negara anggota nampaknya secara umum menyetujui rencana penurunan produksi lagi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009