Jakarta (ANTARA) - Senin, 2 Maret 2020, menjadi hari pertama ditemukannya virus corona di Indonesia, setelah penyebab penyakit pernapasan itu hinggap di berbagai negara sejak ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019.
Begitu mendengar kabar tersebut, mayoritas masyarakat panik. Di beberapa tempat terjadi pembelian sembako secara besar-besaran. Harga masker dan pembersih tangan melonjak tinggi karena permintaan yang meningkat tiba-tiba.
Pasar saham seketika melesu. Banyak pihak khawatir virus bernama lain COVID-19 itu membuat situasi tak menentu.
Pemerintah Republik Indonesia sigap melihat kondisi ini dan memberikan ketenangan bagi masyarakat.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan, virus corona tidak lebih buruk dari informasi sesat yang hadir di tengah-tengah publik.
Meski menyebar dengan cepat, virus corona bukannya tidak bisa ditaklukkan. Buktinya, dari lebih dari 100.000 kasus yang ditemukan di dunia, sampai Sabtu (7/3), ada 58.500-an orang yang berhasil dipullihkan.
Pemerintah Indonesia menyatakan siap melakukan penanganan pasien yang terinfeksi virus corona melalui rumah sakit-rumah sakit yang ditunjuk.
Tanpa bisa ditahan, efek kedatangan virus corona pun menyasar lapangan hijau. Sebagai olahraga terpopuler di Indonesia yang setiap pertandingannya selalu dihadiri ribuan penonton, sepak bola serta semua kegiatan di dalamnya menjadi salah satu yang paling disorot saat corona tiba.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak tinggal diam dengan situasi terkini. Mereka melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak terutama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta operator liga PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Dari sana, diambil keputusan bahwa semua kegiatan sepak bola di Tanah Air tetap berjalan seperti biasa.
Baca juga: PSSI terima keputusan AFC terkait virus corona atas dasar kemanusiaan
Baca juga: Tiga laga timnas Indonesia ditunda antisipasi virus corona
Tak terpengaruh
PT Liga Indonesia Baru (LIB) membuat kebijakan bahwa semua pertandingan Liga 1 Indonesia 2020 tetap bergulir sesuai jadwal. Laga-laga itu pun dapat disaksikan penonton.
Satu-satunya pertandingan yang ditunda karena corona adalah Persija versus Persebaya yang sebenarnya dijadwalkan pada Sabtu (7/3) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Khusus untuk laga itu, LIB mengikuti regulasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi mengeluarkan surat tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Virus Corona pada 3 Maret 2020. LIB sendiri belum memutuskan kapan Persija kontra Persebaya kembali digelar.
Walau begitu, Direktur Utama LIB Cucu Somantri meminta klub-klub Liga 1 Indonesia 2020 untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan kepada para penonton demi mengerdilkan dampak virus corona.
“Sehingga betul-betul nanti yang menyaksikan pertandingan itu dalam kondisi aman dari segi kesehatan,” ujar Cucu.
Instruksi itu pun diikuti oleh klub-klub, salah satunya Persita Tangerang.
Saat menjamu PSM Makassar di Stadion Sport Center, Kelapa Dua, Tangerang, Jumat (6/3), pihak panitia pelaksana pertandingan tim berjuluk Pangeran Cisadane memeriksa suhu tubuh penonton, menyediakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dan membagi-bagikan masker untuk mengantisipasi corona.
Persita khusus menambah 12 orang petugas untuk menunaikan pengecekan tersebut. Kebijakan Persita itu disebut akan berlanjut ke laga kandang Persita selanjutnya yakni menghadapi Persib Bandung pada 5 April 2020.
Waktu pelaksanaan Liga 2 Indonesia 2020 juga tidak bergeser. LIB tetap menggelar Liga 2 mulai 14 Maret 2020 dengan pertandingan pembuka Persiba melawan Kalteng Putra di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Apa yang diterapkan di Indonesia berbeda dengan negara lain yang sama-sama berjuang melawan virus corona. Di negara tetangga, Vietnam, misalnya, serangan corona membuat mereka harus menggelar laga perdana liga tanpa penonton.
China, Korea Selatan dan Jepang menunda semua pertandingan di liga, sementara di Italia, jadwal beberapa pertandingan terpaksa diundur.
Timnas
Wabah virus corona yang melanda dunia mengharuskan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), melalui sang presiden Gianni Infantino, mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kesehatan manusia lebih penting daripada olahraga apapun.
"Bila pertandingan harus ditunda atau dimainkan tanpa penonton sampai selesai, maka kita harus melakukannya," tutur Infantino.
Baca juga: Presiden FIFA: kesehatan pemain lebih penting dibandingkan sepak bola
Baca juga: UEFA bentuk pokja dampak virus corona terhadap jadwal pertandingan
Kalimat tersebut diterjemahkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dengan mengundurkan jadwal Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, di mana timnas Indonesia berada di Grup G.
Jadwal timnas Indonesia menghadapi tuan rumah Thailand pada 26 Maret 2020 berubah menjadi 8 Oktober 2020. Laga kandang Indonesia melawan Uni Emirat Arab, yang awalnya ditetapkan pada 31 Maret 2020, berlangsung pada 13 Oktober 2020
Terakhir, pertandingan tandang versus Vietnam yang sejatinya berlangsung pada 4 Juni dialihkan ke tanggal 12 November 2020.
Akan tetapi, kebijakan sepak bola di kawasan Asia tidak berlaku di dalam negeri. PSSI sudah menyusun rencana pemusatan latihan (TC) untuk tim nasional Indonesia di Tanah Air.
Menurut Ketua Umum PSSI Komjen Pol. Mochamad Iriawan, penundaan laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 justru membuat manajer pelatih timnas Indonesia Shin Tae-Yong memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan skuat dan memantau pemain pilihannya.
“Pertandingan memang ditunda, tetapi di sisi lain, ada keuntungan waktu karena pelatih Shin bisa lebih fokus memilih pemain-pemain untuk tim nasional,” kata Iriawan.
Meski demikian, PSSI belum bisa memastikan jadwal pelaksanaan TC tersebut. PSSI masih harus berkoordinasi dengan Kemenpora, yang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, soal kondisi terkini virus corona.
Virus corona mungkin terdengar menakutkan bagi banyak orang. Namun, tidak tepat menjadikan itu alasan untuk kepanikan yang merugikan orang lain. Apalagi sampai menyebarkan kabar bohong.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, jumlah pasien yang sembuh dari corona sangat besar. Persentasenya mencapai 56 persen dari keseluruhan jumlah kasus di bumi. Itu belum dihitung pulihnya pasien dalam perawatan yang totalnya di atas 41.000 jiwa.
Bagi yang sehat, virus corona harus dihadapi dengan waspada, bukan tergesa-gesa. Untuk yang merasa tertular, tetap logis dan jauhi sembarang diagnosis. Segera pergi ke rumah sakit tunjukan pemerintah untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Baca juga: Liga Korea tunda pertandingan akibat virus corona
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020