Jakarta (ANTARA News) - Salah satu tokoh pertemuan Ciganjur I, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang sebelumnya menyatakan setuju digelarnya pertemuan Ciganjur II, menyatakan penolakannya terhadap acara itu.
"Saya menolak," kata Gus Dur di gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Senin, usai bertemu sejumlah orang yang mengatasnamakan Panitia Persiapan Kembali ke UUD 1945.
Ketika sekali lagi dimintai komentarnya soal rencana pertemuan Ciganjur II, Gus Dur yang tengah bersiap-siap meninggalkan gedung PBNU kembali menegaskan bahwa ia menolak.
Pertemuan Ciganjur I dilakukan pada Selasa 10 November 1998 di rumah Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan. Pertemuan ini disebut-sebut ikut mendorong percepatan reformasi dan dianggap sebagai salah satu momentum reformasi.
Sebelumnya, Gus Dur dikabarkan setuju pertemuan Ciganjur II yang akan menghadirkan tokoh-tokoh yang hadir pada Ciganjur I yakni Gus, Dur, Megawati Soekarnoputri, Amien Rais, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Persetujuan Gus Dur tersebut dikemukakan puterinya, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid, usai Gus Dur menerima kunjungan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Taufiq Kiemas dan Sekjen PDIP Pramono Anung di gedung PBNU, Kamis (26/2).
"Ciganjur jilid II secara prinsip tidak ada masalah. Gus Dur menyambut baik," kata Yenny yang turut dalam pertemuan yang berlangsung hampir satu jam tersebut. Hal yang sama juga dikemukakan Taufiq dan Pramono saat ditanya hasil pertemuan tersebut.
Sebelum kedatangan Taufiq dan Pramono, Gus Dur sendiri sudah menyatakan penolakannya terhadap gagasan pertemuan Ciganjur II itu. Menurut dia, pertemuan itu tidak ada gunanya dan ia tidak akan hadir kalaupun jadi dilaksanakan.
Namun, menurut Yenny, keengganan Gus Dur waktu itu hanya terkait persoalan teknis. Gus Dur tidak setuju jika pertemuan digelar di rumahnya seperti pertemuan Ciganjur tahun 1998. Akhirnya disepakati acara akan dilaksanakan di lapangan sebelah rumah Gus Dur di Ciganjur.
Ciganjur Spesial
Sikap Gus Dur yang kembali menolak pertemuan Ciganjur II sebelumnya diungkap Ridwan Saidi, anggota Panitia Persiapan Kembali ke UUD 1945.
Gus Dur, kata Ridwan, justru menyetujui usul mereka untuk menggelar pertemuan Ciganjur spesial yang tidak mengundang tokoh-tokoh Ciganjur I.
Menurut Ridwan, Ciganjur spesial akan membahas kemungkinan tingginya jumlah golongan putih (Golput) pada pemilihan umum 2009.
"Ini bukan konsolidasi golput. Kami akan mencoba mencari jalan keluar, bagaimana celah hukumnya, jika partisipasi terhadap pemilu rendah. Informasi yang kita terima jumlah golput mencapai 63 persen," katanya didampingi politisi senior Amin Aryoso.
Gus Dur sendiri saat ditanya soal Ciganjur spesial hanya berkomentar singkat. "Nanti saja," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009