Untuk wilayah Ngawi akan dirujuk ke RSUD dr Soedono Kota Madiun

Ngawi (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur melakukan pemantauan terhadap 23 warga setempat yang baru pulang dari luar negeri guna mengantisipasi penyebaran virus corona (COVID-19).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ngawi drg Endah Pratiwi di Ngawi, Sabtu, mengatakan 23 warga tersebut tercatat sebagai orang dengan risiko (ODR) virus corona karena baru saja pulang dari sejumlah negara yang memiliki kasus corona.

"Kami sudah lakukan pengecekan semua data ODR yang masuk dan hasilnya semuanya sehat. Meski demikian, mereka semua dipantau hingga 14 hari ke depan," ujarnya.

Ia mengatakan data 23 warga yang termasuk ODR corona tersebut, hasil "situation reporting" dari Dinkes Provinsi Jatim yang setiap hari selalu diperbarui.

"Langkah kami setelah menerima notifikasi itu langsung menindaklanjuti dengan melakukan pengecekan kepada yang bersangkutan," kata dia.

Pihaknya dibantu petugas puskesmas memeriksa kondisi kesehatan 23 ODR tersebut, sedangkan hasilnya negatif alias tidak ditemukan indikasi terpapar corona. Akan tetapi, sesuai prosedur, mereka tetap harus dipantau selama 14 hari ke depan.

Baca juga: Wabah corona tak pengaruhi minat warga Ngawi menjadi PMI

Dinkes hingga jajaran puskesmas telah siaga mengantisipasi jika ada warga mengalami gejala mengarah ke corona. Hal itu mengingat jumlah warga Ngawi yang menjadi buruh migran cukup banyak, terlebih mereka berada di negara penempatan yang ditemukan kasus corona.

"Kalau ada kasus seperti itu, langkah kami adalah merujuknya ke rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk dilakukan observasi. Untuk wilayah Ngawi akan dirujuk ke RSUD dr Soedono Kota Madiun," kata dia.

Ia mengimbau warga Ngawi tidak takut dan panik yang berlebihan dengan resmi dicabutnya status Indonesia sebagai "green zone" atau "zero case" setelah terdapat dua warga Depok positif corona.

Terkait dengan kelangkaan masker di pasaran di daerah itu, Endah menyebut stok di Dinkes saat ini masih mencukupi. Persediaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan Dinkes maupun puskesmas-puskesmas se-Kabupaten Ngawi.

"Masyarakat tidak perlu takut, karena yang seharusnya pakai masker itu yang sakit, bukan yang sehat. Yang penting selalu menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan makan makanan bergizi seimbang," katanya.

Baca juga: Permintaan masker di Ngawi meningkat signifikan
Baca juga: Pemburu "codot" di Ngawi-Jatim tak khawatirkan wabah virus COVID-19

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020