Jakarta (ANTARA News) - Nilai ekspor Indonesia bulan Januari 2009 mencapai 7,15 miliar dolar AS, turun 17,70 persen dibanding ekspor Desember 2008.

Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, pada konferensi persnya di Jakarta Senin mengatakan, penurunan nilai ekspornya itu dari 8,69 miliar dolar AS menjadi 7,15 miliar dolar AS.

Nilai ekspor tersebut juga mengalami penurunan sebesar 36,08 persen jika dibandingkan dengan Januari 2008.

Untuk ekspor non migas, ia mengatakan, nilai ekspor mencapai 6,21 miliar dolar AS atau turun sekitar 16,67 persen jika dibanding dengan Desember 2008. Namun jika dibanding Januari 2008 penurunannya 30,64 persen.

Penurunan ekspor non migas tersebesar di bulan Januari terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 191,9 juta dolar AS, sedangkan peningkatan terbesarnya terjadi pada timah sebesar 47,5 juta dolar AS.

Sedangkan penurunan ekspor dari migas mencapai 23,85 persen yaitu 1.24 miliar dolar AS menjadi 947,1 juta dolar AS.

Penurunan disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 18,05 persen menjadi 373,2 juta dolar AS, ekspor hasil minyak turun 26,31 persen menjadi 71,4 juta dolar AS, dan ekspor gas turun sebesar 27,32 persen menjadi 502,5 juta dolar AS.

Jika dilihat menurut sektornya, ia mengatakan, penurunan ekspor terbesar terjadi pada hasil industri sebesar 35,52 persen dibandingkan dengan Januari 2008. Disusul oleh sektor pertanian yang mengalami penurunan 8,24 persen dan sektor hasil tambang dan lainnya yang turun sebesar 1,24 persen.

Ekspor non migas ke Jepang menjadi yang terbesar mencapai 788 juta dolar AS, yang disusul ke Amerika Serikat sebesar 772,3 juta dolar AS.

Ekspor terbesar selanjutnya dilakukan ke Singapura dengan nilai mencapai 594,5 juta dolar AS, sehingga dari ketiga negara tersebut, yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura nilainya mencapai 34,72 persen.

Sementara itu, Rusman mengatakan, nilai ekspor ke Uni Eropa yang ditujukan ke 27 negara mencapai nilai 1,03 miliar dolar AS.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009