Semarang (ANTARA News) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mengatakan, tensi persaingan politik pada pemilihan umum (pemilu) 2009 akan semakin tinggi.

"Tingginya tensi politik 2009 disebabkan oleh sejumlah variabel. Namun, yang paling dominan adalah persaingan antarparpol untuk memperjuangkan target suara 100 persen naik," ujar Indria Samego, di Semarang, Sabtu.

Menurut dia, target tersebut, menandakan setiap partai politik (parpol) harus bekerja keras. Disamping itu, masing-masing parpol juga dihadapkan pada persaingan antaranggota untuk memperebutkan suara dalam pemilu legislatif. "Ini justru lebih sulit lagi," ujarnya.

Selain itu, kerja KPU yang masih menyimpan sejumlah persoalan juga dapat menimbulkan kehawatiran sejumlah pihak terkait kelancaran penyenggaraan pemilu mendatang.

Adanya tuduhan terhadap panglima TNI yang mengatakan ikut campur dalam urusan politik menurut dia, tuduhan tersebut tidak benar. "TNI tidak ikut campur, tetapi bagian dari elit Indonesia tentara juga ikut khawatir, jika kerja KPU ternyata tidak benar," ujarnya.

Kerja KPU yang tidak benar, dipastikan akan menimbulkan sejumlah persoalan. Di antaranya, pengiriman logistik pemilu yang tidak sampai tepat waktu, kartu suara banyak yang cacat, dan salah coblos, dan laing sebagainya.

"Apalagi, saat ini isi kotak suara harus 500 surat suara, dibandingkan sebelumnya hanya 300 surat suara," ujarnya.

Selain itu, persoalan menuju bulan Juli 2009 atau pemilihan presiden tensi politik juga akan meningkat lagi.

Prediksi sebelumnya, Presiden SBY-JK merupakan rivalitasnya Mega.

Hanya saja munculnya dinamika baru, JK mencalonkan diri menjadi calon presiden (capres) tentu akan berpengaruh pengaruh terhadap tensi politik di tanah air.

Ia juga mengkritisi, presiden dan wakil presiden sekarang yang merangkap sebagai ketua umum partai tidak mungkin untuk berfikir totalitas memikirkan pemerintahan.

"Jelas tidak mungkin, jika JK total di istana wapres, demikian halnya SBY meskipun sebagai pembina Partai Demokrat tetapi secara defacto perananya sebagai ketua umum," jelasnya.(*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009