Bissau (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Bersenjata Guinea-Bissau tewas dalam suatu serangan bom Minggu di markas besar militer, tiga bulan setelah suatu serangan atas kediaman presiden.

Jenderal Tagme Na Waie mengatakan awal tahun ini bahwa ia telah dijadikan sasaran usaha pembunuhan sebelumnya, yang memperlihatkan negara di Afrika Barat itu sangat tidak stabil.

"Jenderal itu berada di kantornya saat bom meledak," kata ajudannya Lekol Bwam Nhamtchio dengan suara terisak kepada AFP lewat telepon.

"Ia meninggal karena menderita cedera berat,"kata Bwam Nhamtchio.

"Kami semua kehilangan dia," katanya, seraya menambahkan lima lainnya cedera dalam ledakan malam itu. Dua di antara lima orang itu cedera serius.

Satu di antara pengawal jenderal itu, yang minta jatidirinya tak disebutkan, mengatakan bom tersebut diletakkan di bawah tangga menuju kantor Na Waie dan ledakan terjadi pada pukul 20:00 waktu setempat.

Ledakan itu meruntuhkan sebagian besar gedung markas besar tempat kantor jenderal itu berada.

"Kami tiba di gedung itu sekitar pukul 19.45," kata pengawal itu melalui telepon. "Panglima sedang menaiki beberapa anak tangga ketika bom itu diledakkan. Ia cedera yang menyebabkan kematian."

Menurut dia, seorang rekan yang membawa tas Jenderal Na Waie menderita cedera berat.

Segera setelah ledakan itu, sekelompok perwira yang dipimpin Mayor Samuel Fernandes mengatakan kepada radio-radio setempat agar segera menghentikan program mereka, kata wartawan.

"Hentikan program siaran, tutup stasiun radio saudara sampai kami punya kabar tentang apa yang terjadi di markas AD," kata Fernandes seperti dikutip. "Ini juga untuk keselamatan wartawan Anda".

Ini merupakan ledakan paling terakhir dalam serangkaian aksi kekerasan selama empat bulan terakhir di tengah-tengah perbedaan pendapat antara AD, Kepresidenan dan Departemen Dalam Negeri.

Pada 23 November, sekelompok tentara melancarkan serangan malam atas kediaman Presiden Joao Bernardo Vieira di Bissau. Dua penjaga tewas dalam peristiwa itu.

Pada awal Januari, Jenderal Na Waie mengatakan ia lolos dari usaha pembunuhan ketika para prajurit yang berjaga melepaskan tembakan ke arah mobilnya ketika ia melintasi istana presiden.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009