Mogadishu (ANTARA News/AFP) - Kelompok Islam garis keras di Somalia hari Minggumenolak menerima usulan gencatan senjata dan berjanji untuk terusmemerangi pasukan pemerintah.
Presiden Sharif Sheikh Ahmed telahcondong pada kelompok garis keras itu Sabtu, dengan mengatakan ia telahmenerima usulan dari para penengah untuk gencatan senjata dan akanmemperkenalkan hukum Syariah di negara yang dirusak-perang itu sepertipermintaan mereka.
Namun Hizb al-Islamiya (Partai Islam),kelompok Islam garis keras yang mengakui serangan berdarah di ibukotaMogadishu pekan lalu, menolak untuk menerima usulan itu.
"Informasimengenai rencana gencatan senjata antara kelompok kami dan pemerintahadalah tidak berdasar. Kami akan menyerang musuh itu dan kakitanganmereka kapan saja kami ingin," jurubicara Muse Abdi Arale mengatakan.
Ahmed,bekas pemimpin gerilyawan Islam, menjadi presiden Januari lalu menyusulrekonsiliasi yang diperantarai-PBB antara kelompok oposisinya danpemerintah sementara.
Pasukan Islam garis keras yang menentangupaya rekonsiliasi yang disponsori-PBB itu telah melancarkan beberapaserangan mematikan terhadap pasukan pemerintah dan penjaga perdamaianAfrika dalam beberapa hari belakangan.
Sedikitnya 30 orang tewas pekan lalu dalam bentrokan terburuk sejak presiden itu terpilih 31 Januari.
Hizb al-Islamiya dan milisi Shebab adalah dua kelompok penting yang menentang pemerintah di Mogadishu.
Shebabdan kelompok milisi lainnya telah merebut kembali banyak daerah diSomalia selatan dan tengah, tempat mereka diusir oleh pasukanpemerintah dukungan-Ethiopia awal 2007. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009