Adapun dua PLTP tersebut adalah PLTP Rantau Dedap Unit I dan II dengan kapasitas masing-masing sebesar 49,2 MW, dan ditargetkan commercial operation date (COD) pada Februari 2021.
Direktur Panas Bumi Ida Nuryatin Finahari mengatakan, empat wellpad dan 6 sumur telah dikerjakan di tahap eksplorasi dan telah dilakukan pengeboran 18 sumur di 7 wellpad (termasuk 12 sumur pengembangan).
"Selain itu, pekerjaan sipil dan konstruksi EPC dilakukan paralel untuk mengejar target penyelesaian November 2020, walaupun ada kemungkinan untuk perpanjangan penyelesaian pekerjaan sampai dengan Januari 2021," ujar Ida.
Berdasarkan data dari PT. PLN (Persero), progress pembangunan transmisi 150 kV GITET Lumut Balai-PLTP Rantau Dedap telah mencapai 65 persen. Pekerjaan stringing saat ini dalam tahap pemasangan isolator dan direncanakan penarikan di awal bulan Maret ini. Satu line ditargetkan selesai pada akhir Mei 2020 dan hal ini cukup untuk evakuasi daya 100 MW sehingga tidak mengganggu rencana COD PLTP Rantai Dedap. Namun demikian PLN akan tetap menyelesaikan pembangunan line kedua yang ditargetkan pada Agustus 2020.
Ida melanjutkan, Ditjen EBTKE bersama PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), selaku pengembang PLTP, terus berkoordinasi secara intensif dengan Aparat Pemerintah Daerah setempat demi kelancaran pelaksanaan proyek.
"Ketika PLTP Rantau Dedap beroperasi, tentunya masyarakat melalui Pemda juga akan merasakan tambahan manfaat langsung berupa bonus produksi. Selain itu, pelaksanaan community development juga akan terus berjalan selama PLTP beroperasi," ungkapnya.
PLTP lain yang berada pada tahap pembangunan yaitu PLTP Sokoria Unit 1 dan 2, yang sampai dengan Februari 2020 ini kemajuan untuk engineering 63,3 persen, procurement 66 persen dan konstruksi 30,5 persen. PLTP ini terletak di Sokoria, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 2x5 MW.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020