Semarang (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Surya Paloh mengungkapkan, Jusuf Kalla (JK) dan Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X memiliki peluang yang sama menjadi calon presiden (capres) dari partai berlambang beringin ini.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Surya Paloh setelah melakukan konsolidasi DPD II Golkar se-Jawa Tengah (Jateng) di, Semarang, kemarin.

"Pencalonan Sri Sultan menjadi capres juga baik. Selama belum ada keputusan partai, tentu keduanya memiliki kesempatan yang tidak jauh berbeda," ujarnya.

Ia mengatakan, siapapun yang nantinya menjadi capres harus didukung. "Hanya saja, jika keputusan partai ditetapkan, tetapi masih ada yang mencalonkan diri maka pencalonannya dianggap di luar keputusan partai," ungkapnya.

"Hal itu juga menjadi hak masing-masing individu untuk mencalonkan diri," ujarnya.

Menyinggung soal capres alternatif, pihaknya mengakui, ada beberapa orang, namun hasil akhirnya ditetapkan melalui keputusan resmi. "Yang jelas, keputusan soal capres ditentukan setelah pemilu legislatif 2009 nanti," ujarnya.

Demikian pula penentuan calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Golkar juga belum dibicarakan, karena masih memantapkan capresnya.

Figur capres yang akan dipilih Partai Golkar nantinya, katanya, akan mempertimbangkan kesanggupan dalam meneruskan perjuangan bersama untuk menjalankan misi idealisme membangun bangsa Indonesia ke depan.

"Kesempatan tidak hanya dari kader Parti Golkar, namun kader dari partai lain juga terbuka kesempatan untuk itu," ungkapnya.

Menanggapi anggapan sejumlah pihak bahwa Partai Golkar dirangkul PKS, dia menyambut baik jika memang ada sejumlah partai politik (parpol) yang berniat melakukan koalisi dengan Golkar.

"Kami akan menghargai semua pihak yang ingin bekerjasama. Dengan PKS hanya sekedar sounding-sounding dan belum bisa dipastikan," ujarnya.

Koalisi dengan partai manapun, katanya, Golkar akan memberikan perlakuan yang sama sepanjang mereka sayang terhadap negeri ini. "Apalagi dengan PDIP yang jelas memiliki platform kebangsaan yang sama," imbuhnya.(*)

Copyright © ANTARA 2009