ekonomi yang tidak ada ujungnyaPekanbaru (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mendorong PT Perkebunan Nusantara V untuk terus mengoptimalkan pengolahan limbah sawit menjadi tenaga listrik.
"Perusahaan dapat manfaat luar biasa karena listrik dihemat dan limbah punya nilai. Kalau ini semua limbah dikonversi menjadi gas maka akan ada potensi ketersediaan listrik wilayah sekitar, setidaknya masyarakat Kampar," katanya di Kabupaten Kampar, Riau, Jumat.
Bambang mengatakan hal tersebut usai meresmikan pemanfaatan listrik sebesar 700 kilowatt yang berasal dari pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di Pabrik Kelapa Sawit milik PTPN V di Terantam, Kampar. Tenaga listrik ramah lingkungan yang dihasilkan PLTBg itu untuk mengoperasikan pabrik pengolahan kernel inti sawit Tandun yang berjarak sekitar empat kilometer dari lokasi pembangkit.
Pengembangan energi listrik terbarukan itu sendiri merupakan hasil kolaborasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan PTPN V.
Baca juga: Potensi pengolahan limbah sawit Riau 1.000 MW
Baca juga: Menristek resmikan pemanfaatan listrik dari biogas limbah sawit
Mantan menteri keuangan itu juga mengatakan jika selain memenuhi kebutuhan listrik perusahaan dan membantu mengatasi ketersediaan listrik di daerah terpencil terutama masyarakat yang bermukim di areal perkebunan sawit, teknologi menyulap limbah sawit menjadi tenaga listrik juga menjadi jawaban permasalahan limbah, baik limbah cair maupun limbah padat seperti cangkang sawit.
Selanjutnya, kata dia, ketersediaan listrik secara mandiri oleh PTPN V selaras dengan konsep circular ekonomi. PTPN V, kata dia dapat menekan biaya produksi, sementara limbah dapat diatasi sehingga daya beli tandan buah segar juga meningkat. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat juga atau tumbuh positif dan berbanding lurus dengan daya beli.
"Dan yang paling saya garis bawahi adalah aplikasi circular ekonomi atau ekonomi yang tidak ada ujungnya. Karena yang kita pelajari selama ini yang konvensional akan berujung pada sesuatu yaitu limbah," ujarnya.
Baca juga: Gapki keluhkan PLN tawar terlalu rendah untuk harga listrik dari sawit
Baca juga: Luhut: listrik dan sawit upaya RI diversifikasi sumber energi
"Apa yang dilakukan hari ini ekonomi tidak berhenti di sampah, sampah diolah jadi listrik, listrik dukung produktivitas sawit, produktivitas sawit meningkat, Masyarakat sejahtera, daya beli meningkat, dan limbah pun bermanfaat," lanjutnya.
Untuk itu, Bambang mengapresiasi langkah PTPN V yang menurut dia berani mencoba berpetualang memanfaatkan teknologi bersama BPPT hingga menghasilkan listrik dari limbah sawit.
Senada dengan harapan pemerintah, Direktur Utama PTPN V Jatmiko K Santosa menyampaikan bahwa perusahaan perkebunan plat merah itu terus berusaha menerapkan konsep sawit lestari, termasuk dalam pengelolaan limbah sawit baik cair maupun padat.
"Kami senantiasa berupaya memanfaatkan teknologi, ini tidak hanya bagi perusahaan, namun juga yang berdampak bagi masyarakat," kata Jatmiko.
Baca juga: Tahun depan bakal dibuat pembangkit listrik tenaga sawit
Baca juga: Denmark sampaikan tantangan Indonesia jadi adidaya EBT dunia
Ia mengatakan saat ini produktivitas PTPN V telah melampaui perkebunan sawit milik negara di daerah lainnya, bahkan perusahaan sawit swasta sekalipun.
Namun, dia mengatakan memiliki masalah klasik yakni biaya produksi yang tinggi, sehingga dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber energi listrik dapat menjadi solusi yang akan terus dikembangkan di masa mendatang.
PLT Biogas Terantam merupakan proyek kedua di PTPN V, yang sebelumnya juga telah dibangun PLT Biogas pertama di lingkungan BUMN Perkebunan berlokasi PKS Tandun dengan daya 1,2 megawatt. Selanjutnya, Jatmiko tengah merencanakan membangun PLT Biogas ketiga di Sei Pagar, Riau.
Baca juga: Supreme Energy resmikan pengoperasian PLTP Muara Laboh 85 MW
Baca juga: Teknologi energi baru dan terbarukan mulai diterapkan di Indonesia
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020