Harga minyak sekarang memang turun, namun di masa depan hal itu tidak bisa dijamin akan terus berlangsung karena harga minyak bisa saja bergerak naik lagi dan demikian pula dengan harga pangan, kata Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam jumpa wartawan di situs penginapannya di Hotel Grand Hyatt Hua Hin, Thailand.
"Kita ingin ASEAN memikirkan masalah 'energy security' (keamanan energi)..'food security' (ketahanan pangan)," kata Presiden menekankan hasrat Indonesia untuk mendorong ASEAN bersiap dengan langkah antisipasi menghadapi keadaan buruk di masa depan.
Sementara hal mendesak yang perlu dilakukan ASEAN sekarang adalah bagaimana organisasi subregional ini mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi dampak krisis keuangan global.
"Kita mengusulkan apa yang bisa dilakukan ASEAN untuk mengatasi dampak krisis keuangan global," kata Yudhoyono lebih jauh.
Indonesia sendiri telah menawarkan langkah-langkah khusus dalam upaya menjawab dampak krisis keuangan global terhadap kawasan ASEAN dimana para menteri keuangan ASEAN merespon positif suara dan keprihatian Indonesia terhadap isu yang paling mendesak dan mesti direspon ASEAN.
Yudhoyono mengaku tidak bisa memberi keterangan lebih dalam karena masih perlu menyampaikan soal ini dalam pertemuan esok (Minggu, 1/3) dengan para pemimpin ASEAN lainnya.
Indonesia, demikian Yudhoyono, melalui Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati telah mempresentasikan prakarsa Indonesia tentang bagaimana ASEAN seharusnya menghadapi tantangan global tersebut. "Sejauh ini tanggapannya baik."
Sementara itu, untuk ke dalam negeri Indonesia, pemerintah Indonesia menginginkan swasta dalam negeri untuk proaktif dalam mencari peluang kerjasama bisnis dengan negara-negara ASEAN dimana pemerintah akan fokus menangani masalah yang mungkin timbul dari kerjasama antar swasta domestik ASEAN itu, demikian
"Ke depan kita akan melibatkan penuh sektor swasta di daerah," kata Presiden dengan menunjuk kerangka dagang trilateral "Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle" (IMT-GT) yang dibicarakan intensif selama pertemuan KTT ASEAN Ke-14 di Hua Hin, Sabtu sore waktu Thailand.
Presiden menilai pertemuan negara-negara ASEAN kali ini sudah tepat karena membicarakan aspek-aspek hubungan yang memang diperlukan ASEAN seperti pembicaraan dalam kerjasama bidang transportasi, pariwisata, perdagangan, industri, energi dan pertanian.
"Pihak swasta daerah mesti lebih aktif lagi menjemput bola, lebih cekatan menangkap peluang," desak Presiden dengan menekankan kata "jemput bola" sebanyak dua kali yang mengisyaratkan hasrat pemerintah untuk mengefektifkan kerjasama perdagangan inter ASEAN pada tingkat praktis.
Presiden merasa swasta dalam negeri dan pemerintah daerah mesti proaktif dalam kerjasama-kerjasama dagang antar ASEAN --khususnya IMT-GT-- karena Indonesia, terutama kawasan Sumatera dan juga Indonesia timur, memiliki potensi untuk dikembangkan dan ditawarkan kepada mitra-mitra dagang Indonesia di ASEAN. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009