Indonesia menghadapi ketidakpastian perekonomian global dan merebaknya wabah COVID-19 pada awal tahun 2020
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan mematok target pertumbuhan ekspor nonmigas selama 2020 sebesar 5,2 persen, di mana target tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi perdagangan global.
“Pada 2020, Indonesia menghadapi ketidakpastian perekonomian global dan merebaknya wabah COVID-19 pada awal tahun 2020 sehingga diprediksi akan mempengaruhi kinerja ekspor dan impor produk nonmigas Indonesia ke depan,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Bidik industri tumbuh 8 persen, Kemenperin genjot investasi dan ekspor
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan penetapan target pertumbuhan ekspor nonmigas tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang telah ditetapkan.
Pada RPJMN ini ditetapkan beberapa target, yakni pertama, target neraca perdagangan pada 2020 surplus sebesar 0,3 miliar dolar AS dan meningkat menjadi 15 miliar pada 2024.
Kedua, ekspor barang dan jasa tahun 2020 tumbuh 3,9 persen menjadi sebesar 213,9 miliar dolar AS dan pada 2024 tumbuh 6,2 persen menjadi 261,7 miliar dolar AS.
Baca juga: Gara-gara Corona, pertumbuhan ekspor industri kerajinan direvisi
Ketiga, ekspor nonmigas pada 2024 tumbuh sebesar 9,8 persen atau sebesar 221,4 miliar dolar AS.
Keempat, kerja sama dagang berupa PTA/FTA/CEPA yang disepakati, yaitu menjadi 20 kesepakatan pada 2020 dari 14 kesepakatan yang telah terealisasi sampai dengan tahun 2019. Kelima, inflasi pangan ditargetkan sebesar 3,2 +1 pada tahun 2020.
“Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan, Kemendag tetap optimistis target ekspor nonmigas 2020 dapat tercapai. Untuk itu, Kemendag akan bekerja lebih keras lagi dan tidak normatif serta menjaga implementasi kebijakan impor dilakukan secara lebih selektif untuk tujuan penguatan industri nasional dan ekspor,” tegas Agus.
Baca juga: Mentan targetkan pertumbuhan ekspor komoditas kopi hingga vanili
Selanjutnya, disampaikan juga beberapa yang hal dapat mempengaruhi perekonomian global antara lain, pertama, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, resesi ekonomi dan meningkatnya tensi geopolitik yang menyebabkan perekonomian dunia mengalami pertumbuhan terendah sejak krisis keuangan, yakni sebesar 2,9 persen pada 2019.
Kedua, merebaknya virus corona atau COVID-19 menambah ketidakpastian perekonomian global. Hal ini mengakibatkan turunnya pertumbuhan ekonomi global hingga terkoreksi 0,3-0,6 persen.
Baca juga: Imbas Covid-19, kinerja ekspor RI lebih baik dari impor
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020