sebenarnya butuh informasi satu pintu dimana pemerintah memberikan informasi secara transparanJakarta (ANTARA) - Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) berharap pemerintah memberlakukan informasi satu pintu terkait virus corona sehingga dapat meminimalisir pemberitaan yang memiliki efek negatif atau pun menangkal berita bohong.
"Untuk beberapa kejadian sebenarnya butuh informasi satu pintu dimana pemerintah memberikan informasi secara transparan," kata anggota Dewan Penasihat IABIE Dr Agus Hasan Sulistiono Reksoprodjo di Jakarta, Jumat.
Terkait maraknya situasi pemberitaan virus corona sebagaimana terjadi saat ini, ia menilai informasi tersebut dapat diberikan dalam waktu tiga jam sekali.
Menurut dia, hal itu penting sebab jika ada hoaks yang beredar di tengah masyarakat, maka itu hanya akan berlaku selama tiga jam saja. Kemudian akan tergantikan dengan data yang benar.
Baca juga: Kapolda Aceh ingatkan masyarakat tidak sebar berita bohong
Ia mengatakan informasi satu pintu itu bisa saja diotoritaskan pada pihak-pihak tertentu. Contohnya saja melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dimana lembaga itu menjadi hulu informasi virus corona yang dianggap valid.
Dengan langkah tersebut, maka semua orang yang memberikan informasi tambahan tentang virus corona tidak memiliki validitas selayaknya Kominfo. "Ini akan benar-benar membantu dalam mengurangi hoaks sebab masyarakat terkadang tidak tahu mana yang benar dan mana yang bohong," ujarnya.
Selain itu, melalui adanya informasi satu pintu dari pihak pemerintah, tentu awak media massa juga lebih mudah mengambil acuan sehingga tidak terjadi simpang siur berita di publik.
Apalagi, melalui informasi satu pintu itu, pemerintah juga bisa memberikan penjelasan lebih lanjut dan lengkap terkait virus corona. Tidak hanya mengantisipasi risiko yang paling berat yakni kematian, namun juga pentingnya mengetahui proses dari virus itu sendiri.
"Sehingga untuk orang yang terpapar, dia juga masih diberi informasi penanganan lebih lanjut dan bisa menyibukkan diri agar tidak depresi," kata dia.
Baca juga: Gula rempah ala Sri "Nira Sari" tangkal virus
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020