Hua Hin (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin Pertemuan Puncak trilateral ke-4 Indonesia, Malaysia, Thailand, Growth Triangle (KTT ke-4 IMT-GT) sebelum mengikuti rangkaian pembukaan Pertemuan Puncak ke-14 ASEAN di Hua Hin, sebuah kota peristirahatan selatan Bangkok, Thailand, Sabtu.
Menurut keterangan pers yang dikeluarkan Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, Presiden Yudhoyono memimpin KTT ke-4 IMT GT karena saat ini IndonesiGT dibentuk pada 1993 dengan tujuan untuk mempromosikan sebuah kawasan pertumbuhan berdasarkan skema trilateral kerjasama sub regional yang difokuskan pada investasi, transfer tehnologi, kerjasama produksi dan penggunaan sumber daya alam di Thailand selatan, Malaysia utara dan Pulau Sumatra.
IMT GT juga berupaya untuk mempromosikan pembangunan infrastruktur dan jaringan transportasi di kawasan segitiga itu. Saat ini IMT GT terdiri dari lima provinsi di Thailand selatan (Narathiwat, Pattani, Satun, Songkhla and Yala), lima wilayah di Malaysia utara (Kedah, Penang, Perak, Perlis and Selangor) dan sejumlah provinsi di Pulau Sumatra Indonesia (Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi dan Riau).
Kerangka kerjasama IMT GT memiliki dua mekanime fungsional yaitu pertemuan tingkat menteri dan tingkat pejabat senior tahunan serta Dewan Bisnis Bersama dengan Sektor Swasta.
Sub kawasan itu memiliki potensi yang cukup besar di bidang ekonomi, dengan tanah yang luas, tenaga kerja, sumber daya alam yang melimpah, dan pasar yang cukup luas, sekitar 70 juta. Hal itu dapat menjadikan kawasan IMT GT menjadi sebuah magnet pertumbuhan yang menjanjikan apabila digabungkan dengan kekuatan keuangan dan keahlihan bisnis dari sektor swasta yang dinamis.
Peluang ekonomi di kawasan itu meliputi bidang pertanian dan industri, termasuk karet, kelapa sawit, buah-buahan dan sayuran, hasil laut, minyak dan gas alam dan kayu.
Seusai memimpin KTT ke-4 IMT GT, Presiden Yudhoyono kemudian memimpin KTT ke-5 Brunei-Indonesia-Malaysia-Thailand East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). BIMP-EAGA dibentuk pada 1994 untuk menyelaraskan pembangunan ekonomi di empat negara tersebut, terutama di wilayah yang secara geografis jauh dari ibukota negara mereka tapi memiliki potensi yang menjanjikan. Tujuan kerjasama BIMP EAGA adalah meningkatkan perdagangan, pariwisata dan investasi di dalam dan diluar kawasan dengan cara memfasilitasi pergerakan masyarakat, barang dan jasa dengan yang lebih bebas, memaksimalkan manfaat dari sumber daya alam dan infrastruktur serta memaksimalkan peran dari kerjasama ekonomi.
Kedua pertemuan itu dijadwalkan berlangsung lebih kurang tiga jam karena setelah itu Presiden Yudhoyono dijadwalkan mengikuti pertemuan Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dengan perwakilan parlemen ASEAN, kelompok pemuda dan kelompok masyarakat madani.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009