Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai tak masalah jika pelaksanaan ibadah haji tahun ini dihentikan sementara karena wabah virus corona (COVID-19).
"Itu namanya ada uzur syar'i. (Adanya corona) Itu kehendak Allah, bukan kita. Tidak apa-apa (tahun ini jika tidak ada pelaksanaan haji karena corona). Sudah ada niat baik, itu sudah dapat pahala," ujarnya usai melaksanakan shalat Jumat di Masjid Mapolda Jatim di Surabaya, Jumat.
Baca juga: AP I: Pelarangan umroh pengaruhi 90 penerbangan/bulan ke Saudi Arabia
Ia mengatakan, penghentian sementara kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, adalah upaya pemerintah Arab Saudi menyelamatkan umat dari virus corona.
"Pemerintah Arab Saudi ingin menyelamatkan umat Islam yang akan pergi ke sana, karena di sana belum betul-betul steril dari corona," ucapnya.
Dalam sejarah Islam, kata dia, pernah terjadi peristiwa serupa yang mengganggu pelaksanaan ibadah umrah.
Baca juga: Wapres harap virus COVID-19 tak ganggu keberangkatan haji
"Zaman Sayyidina Umar pernah ada (wabah) seperti ini, korbannya sahabat besar, Amir Ubaid bin Jarrah (Abu Ubaidah Amir bin Abdullah bin al-Jarrah), bukan (mengganggu haji), tapi umrah," ucapnya.
Said Aqil berharap situasi dunia yang terguncang karena corona segera pulih dalam kondisi normal, termasuk tak sampai mengganggu pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
"Mudah-mudahan cepat selesai, steril (Arab Saudi), dan dibuka lagi umrah," tuturnya.
Baca juga: Menag harap wabah COVID-19 tidak ganggu penyelenggaraan haji
Baca juga: Kemenag tunggu Saudi cabut moratorium umrah
Baca juga: Din Syamsuddin usul sidang OKI bahas pelaksanaan haji darurat corona
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020