Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dr Telly Kamelia mengatakan rantai penularan virus corona dari binatang ke manusia masih bisa terjadi, meskipun prevalensinya saat ini sudah kecil.

"Virus corona ini masih ada diakui penularannya dari makanan yang tidak matang dan masuk ke dalam saluran cerna manusia. Jadi ini artinya berasal dari hewan, bukan manusia," kata dia di Jakarta, Jumat.

Makanan yang dimaksud menjadi penyebar virus corona tersebut ialah berasal dari hewan yang dimakan mentah atau kurang matang. Namun kondisi itu kecil, yakni hanya sekitar tiga persen.

Ia mengakui penyakit tersebut awalnya diketahui berasal dari binatang ke manusia, namun penularannya saat ini juga terjadi dari manusia ke manusia.

"Jadi posisinya adalah rantai penularannya itu dari binatang ke manusia, lalu prevalensi menjadi lebih kecil. Kemudian berubah lebih banyak dari manusia ke manusia lewat saluran napas," ujarnya.

Baca juga: Kemenkes: Tidak ada bukti virus corona penyakit zoonotik

Namun, kondisi penularan virus corona dari hewan ke manusia itu tidak diklarifikasi sebagai zoonotik seratus persen atau sebagai penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Ia mengatakan virus corona posisinya tidak sama dengan antraks yang sifatnya benar-benar zoonotik, yakni dengan penularan penuh dari hewan ke manusia.

Dengan kata lain, menurutnya, posisi antara binatang ke manusia dalam hal virus corona ialah sebatas sebagai rantai penularannya saja.

Baca juga: Tim RSHS: Hewan peliharaan tidak tularkan virus corona

Sebagai bentuk rekomendasi, ia menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi cairan yang hangat dimana sekaligus mampu membersihkan saluran napas. Ini tidak berlaku untuk yang dingin sebab akan membuat kuman betah.

Apalagi, katanya, minuman hangat, bahkan memiliki efek sebagai salah satu pengencer dahak sehingga akan cukup efektif membersihkan saluran pernapasan tersebut.

Baca juga: Antisipasi corona, Mentan inspeksi karantina hewan di Bandara Soetta

Pendapat berbeda diungkapkan oleh Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi yang mengatakan hingga kini tidak ada bukti bahwa virus corona masuk ke dalam kategori penyakit zoonotik atau dapat menular melalui hewan ke manusia.

"Sampai sekarang tidak terbukti bahwa corona itu adalah penyakit zoonotik. Artinya bukan ditularkan dari hewan ke manusia," kata dia.

Kejadian di Wuhan, China, kata dia, awalnya diduga hewan merupakan salah satu penyebab penyakit itu menular ke manusia. Namun, setelah dilakukan penelitian hal itu sama sekali tidak terbukti.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020