Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal secara terbuka, mengakui pernah mendesak agar manajemen Lion Air mempertimbangkan untuk mengganti pesawat-pesawat seri MD, menyusul kecelakaan pendaratan darurat pesawat jenis MD-90 milik maskapai itu di Bandara Hang Nadim, Batam (23/2).

"Saya telepon dia agar mempertimbangkan untuk mengganti pesawat-pesawat MD-nya," katanya menjawab pers usai Sholat Jumat, di Jakarta.

Permintaan itu, kata Jusman, karena selain pesawat itu boros bahan bakar, juga untuk menopang citra Lion yang sudah baik karena penggunaan pesawat-pesawat baru jenis Boeing 737-900 ER.

Namun dia juga mengapresiasi pilot Anwar Haryanto yang dinilai profesional sehingga bisa menyelamatkan nyawa penumpang dan tidak terjadi kecelakaan fatal pada pendaratan darurat itu.

Dia mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya, pesawat itu mendapatkan perawatan yang baik sehingga tetap layak terbang.

Ditanya mengenai pembatasan usia pesawat yang beroperasi, dia mengatakan, usia itu lebih terkait dengan ekonomis tidaknya pengoperasian sebuah pesawat.

"Kalau maskapainya lebih rasional untuk mencari profit, pasti akan mempertimbangkan usia pesawat. Sebab, kalau usia tua, biasanya biaya bahan bakarnya besar. Selain itu, biaya perawatannya juga besar," katanya.

Pada sisi lain, dia yakin insiden pendaratan darurat itu tidak akan menjadi masalah bagi Uni Eropa terkait larangan terbang.

Bahkan, kata dia, pihaknya ingin tahu sikap UE terkait sejumlah kecelakaan pesawat di wilayah UE beberapa bulan terakhir.

"Mereka baru saja mengalaminya, pesawat Turkey Airlines jatuh di Amesterdam. Kita juga ingin tahu sikap mereka. Itu sudah kesekian kalinya di wilayah Eropa," katanya.

Sebelumnya, pada Senin (23/2) pesawat Lion Air jenis MD-90 dengan registrasi PK-LIO dan nomor penerbangan JT 972 mendarat darurat di Bandara Hang Nadim, Batam, karena water deflectornya patah yang menyebabkan roda depan tidak keluar.

Setelah berputar-putar selama 1,5 jam untuk mengurangi bahan bakar, pesawat yang dipiloti Anwar Haryanto dengan penumpang 156 dan enam awat tersebut berhasil mendarat tanpa korban jiwa dan kerusakan yang berarti pada badan pesawat. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009