New York (ANTARA News) - Harga minyak AS melonjak lebih dari 6 persen menjadi di atas 45 dolar per barel, Kamis, akibat munculnya ekspektasi OPEC akan memangkas lagi produksinya dan tanda-tanda meningkatnya kembali kebutuhan bensin di negara konsumen energi terbesar global, AS.

Anggota OPEC, Uni Emirat Arab (UEA), mengumumkan pihaknya akan menurunkan lagi produksinya untuk Asia pada April. Langkah UEA ini kian mendorong muncuatnya ekspektasi kelompok produsen minyak itu kembali akan memangkas produksinya pada pertemuan mereka Maret.

Minyak mentah AS untuk pengiriman April meningkat 2.72 dolar menjadi 45,22 dolar per barel. Minyak mentah Brent di pasar London naik 2,22 dolar menjadi 46,51 dolar per barel.

Dukungan bagi kenaikan harga juga datang dari data pemerintah AS yang dirilis Rabu yang memperlihatkan permintaan bensin meningkat pada pekan empat yang berakhir 20 Pebruari.

"Pasar menguat menyusul data kebutuhan bensin yang melonjak pada Rabu, penurunan produksi UEA dan kembali bergairahnya pasar saham," kata Tom Bentz, analis pada BNP Paribas Commodity Futures Inc, seperti dilaporkan Reuters.

Krisis ekonomi global telah membuat merosotnya permintaan, sehingga menekan harga minyak dari rekor tertingginya di atas 147 dolar per barel pada Juli lalu.

Pasar saham AS menguat kembali seiring dengan munculnya berita bahwa pemerintah Barack Obama boleh jadi akan meminta banyak lagi dana untuk menyelamatkan sektor finansial yang sakit. Berita itu memicu optimisme bank-bank besar tidak akan dinasionalisasi.

Harga saham kemudian melemah menyusul laporan bahwa jumlah bank bermasalah ternyata melonjak pada kuartal keempat.

Menurut usulan anggaran belanja itu, Presiden Obama kemungkinan akan menyalurkan dana segar senilai 750 miliar dolar kepada bank-bank yang bermasalah, lebih dari dua kali penmyelamatan finansial yang disetujui tahun lalu. (*)

Copyright © ANTARA 2009