Direktur PDAM, Kabupaten Kediri, Hendro Yusianto mengemukakan kerusakan terparah akibat banjir tersebut terjadi di wilayah pelayanan Kecamatan Puncu, yaitu jaringan pipa transmisi utama dengan diameter 200 milimeter.
"Kerusakan tersebut dari Intake sepanjang 1.000 meter, karena hilang diterjang banjir dan tanah longsor," katanya di Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengungkapkan, akibat dari kejadian tersebut, kini sebanyak 2.500 pelanggan PDAM unit pelayanan IKK Puncu tidak dapat teraliri air.
Selain di Puncu, di unit pelayanan Kecamatan Ngancar juga terjadi kerusakan, yaitu terjadi pada jaringan pipa transmisi dengan diameter 150 milimeter yang hilang sepanjang 300 meter.
"Tentu saja dengan ini sebagian pelanggan di Ngancar juga tidak teraliri air," katanya mengungkapkan.
Sementara itu, untuk wilayah pelayanan Kecamatan Pare, jembatan pipa PDAM dengan diameter 80 milimeter, bentang 14 meter di Sumberbiru juga patah. Namun, Hendro memastikan, jika hal tersebut tidak akan mengganggu pelayanan di wilayah itu.
Selain yang berada di wilayah timur, Hendro menyebutkan, kerugian PDAM juga terjadi di wilayah barat Kabupaten Kediri. Yaitu, Dusun Goliman, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
Pipa transmisi dengan diameter 225 milimeter, sepanjang 100 meter juga putus terkena tanah longsor. Sehingga total kerugian di pihak PDAM Kabupaten Kediri mencapai Rp1,1 miliar.
"Kami akan berupaya secepatnya memperbaiki jaringan pipa yang rusak akibat banjir tersebut," katanya berjanji.
Banjir lahar dingin menerjang Kabupaten Kediri, sejak Senin (23/2). Tiga Kecamatan terendam air akibat luapan Sungai Serinjing, yaitu Kecamatan Pare, Kepung dan Puncu. Hingga kini, petugas dan tim relawan serta warga siaga, menghadapi banjir susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009