Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah anggota Perkumpulan Petani Poktan Gapsera Sejahtera Mandiri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah mengembangkan beras sehat bebas pestisida guna membentuk pertanian berkelanjutan.
"Produksi beras sehat telah dilakukan sejak tahun 2018, dan dari 16 jenis telah diperiksa dan dinyatakan bebas residu, " ujar Ketua Perkumpulan Petani Poktan Gapsera Sejahtera Mandiri, Sulkarlin, di Lampung Tengah, Jumat.
Baca juga: Pertanian organik Sanggau hasilkan beras sehat "Serumpun Borneo"
Ia mengatakan, beras sehat dengan merk dagang "Berasera" menggunakan pestisida nabati sehingga menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
"Penanganan hama semua dilakukan dengan pestisida nabati sehingga tidak mengganggu lingkungan, " katanya.
Beras sehat produksi Perkumpulan Petani (PP) Poktan Gapsera Sejahtera Mandiri, dipasarkan dengan harga Rp 65.000 per lima kilogram.
"Selain menggunakan pestisida nabati kami juga menggunakan pupuk organik untuk memicu pertumbuhan padi, dan kami menjual beras sehat dengan harga Rp65.000 per lima kilogram, " katanya.
Ia menjelaskan, per musim petani beras sehat dapat menghasilkan 60 ton beras dengan kualitas baik.
"Bisa sampai 60 ton beras per musim, dan beras sehat ini masih berada dalam cakupan kualitas beras premium, sebab belum ada regulasi yang mengatur untuk beras sehat, " katanya.
Menurutnya, upaya pengembangan beras sehat bebas residu tersebut dilakukan untuk membentuk pola pertanian yang berkelanjutan.
"Dengan menggunakan beragam bahan pengusir hama, pupuk dari bahan-bahan organik, maka tanah yang ditanami tidak akan tercemar racun serta tetap subur, dan harapannya pemerintah dapat memfasilitasi agar beras sehat dapat terdistribusi hingga ke luar negeri," katanya.
Baca juga: FAO-Kementan gandeng petani perbatasan Kalbar produksi beras sehat
Baca juga: Tujuh makanan yang dikira tidak sehat justru menyehatkan
Baca juga: Indonesia butuh tanah sehat untuk lumbung pangan
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020