"Ini terjadi karena dampak dari kerugian nilai tukar mata uang akibat terdepresiasinya mata uang rupiah terhadap dolar AS," kata Direktur Utama PT Indosat, Johnny Swandi Sjam, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, kondisi itu berdampak terhadap kinerja triwulan keempat tahun 2008.
Menurut dia, faktor lain yang menyebabkan menurunnya laba bersih perusahaan di antaranya karena tahun lalu terjadi penurunan tarif interkoneksi dan terjadinya pricing competition antar-operator.
"Meskipun terjadi kompetisi harga yang ketat sejak awal tahun 2008, Indosat masih mampu menjaga EBITDA sebesar 50 persen," katanya.
Pada 31 Desember 2008, total utang perusahaan sebesar Rp21,76 triliun dengan komposisi 51 persen rupiah dan 49 persen dalam dolar AS.
Perusahaan juga melakukan lindung nilai sebesar 52 persen dari total obligasi dan utang dalam bentuk dolar AS.
Sepanjang 2008, Indosat membukukan pendapatan usaha dan laba usaha terkonsolidasi sebesar Rp18,66 triliun dan Rp4,73 triliun. Angka itu tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar 13 persen dan 5 persen.
"Dibandingkan tahun 2007, pendapatan layanan seluler tumbuh dari tahun sebelumnya 11 persen," katanya.
Selain itu, pendapatan data tetap (multimedia, komunikasi data, dan internet) tumbuh sebesar 26 persen. Sementara pendapatan telepon tetap tumbuh sebesar 11 persen.
Layanan seluler, data tetap dan telepon tetap kini memberikan kontribusi sebesar 76 persen, 15 persen, dan 9 persen terhadap pendapatan usaha terkonsolidasi. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009