Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis paru dari Ikatan Dokter Indonesia dr Erlina Burhan Sp.P(K) mengatakan keputusan untuk tidak bersalaman guna menghindari perpindahan kuman dan virus hanya cocok diterapkan di daerah yang terjadi wabah COVID-19.
"Kasus di kita baru dua, bukan seperti di Wuhan puluhan ribu orang terjangkit yang barangkali bersalaman tidak dianjurkan," kata Erlina yang tergabung sebagai Satgas COVID-19 di kantor PB IDI Jakarta, Kamis.
Baca juga: Dokter: Ajarkan cara cuci tangan ketimbang wajibkan siswa bermasker
Menurut dia, budaya bersalaman hingga saat ini masih bisa dilakukan di Indonesia karena belum terjadi wabah dengan kasus mencapai ribuan.
Erlina mengingatkan yang terpenting adalah rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk membunuh virus.
Baca juga: Polres Jakpus gerebek pabrik masker ilegal
Terlebih bagi para guru di sekolah yang biasanya bersalaman dengan siswa yang mencium tangan gurunya.
Erlina mewajibkan agar guru selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
Baca juga: Polres Jakpus gerebek pabrik masker ilegal
Dia pun menyinggung agar orang-orang tidak perlu membeli hand sanitizer untuk menjaga tangannya tetap bersih.
"Cuci tangan pakai sabun yang murah dan air mengalir juga bisa membunuh virus," kata Erlina.
Dia juga menegaskan bahwa penggunaan masker hanya untuk orang sakit sementara orang yang sehat lebih dianjurkan untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir.
Erlina menyebutkan bahwa virus yang bagian luarnya memiliki lapisan lemak akan terganggu dengan detergen saat mencuci tangan sehingga merusak susunan virus dan membuatnya mati.
Sebelumnya ramai di media sosial mengenai imbauan untuk tidak bersalaman guna mencegah perpindahan kuman dan virus dari tangan ke tangan. Setelahnya banyak masyarakat yang memutuskan untuk tidak bersalaman saat bertemu dengan orang lain.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020