Batam (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Lion Air akan mengoperasikan pesawat MD-90 yang rusak, setelah diperbaiki. "Pasti dioperasikan kembali, karena umurnya baru 12.000 jam terbang," kata Production Director Lion Air Kapten Ertata Lananggalih di Batam, Rabu. Menurut dia, meski "water deflector" patah, namun pesawat bernomor penernangan JT 972 itu masih layak terbang. Pesawat naas itu diterbangkan ke Jakarta untuk dirawat di Garuda Facilities. Menanggapi penggunaan kembali pesawat yang mendarat tanpa roda depan itu, tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi Yoseph T mengatakan boleh saja. "Asalkan memenuhi prosedur. Yang rusak diperbaiki, komponen-komponennya diganti," katanya. Menurut dia, kerusakan pesawat Medan-Batam-Surabaya itu relatif ringan, hanya patah di bagian water deflector, sedangkan sistem yang lain normal. Selain memperbaiki bagian pesawat yan rusak dan mengganti komponen yang patah, kapal terbang itu juga harus mengantongi izin terbang dari Departemen Perhubungan, kata dia. KNKT menyimpulkan sementara penyebab kecelakaan adalah roda depan tidak keluar, yang dipicu "water deflector" yang patah. Bersama tim Institut Teknologi Bandung, KNKT menyelidiki penyebab "water deflector" yang patah. Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 972 terpaksa mendarat tanpa roda depan di Bandara Hang Nadim Batam, Senin (23/2). Sebelum mendarat, pesawat yang dikemudikan Kapten Pilot Anwar H sedikitnya berputar delapan kali untuk menghabiskan bahan bakar. Seluruh penumpang pesawat itu selamat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009