suku bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat/KUR) kan sudah enam persen. Kredit Pemilikan Rumah juga sudah rendah. Memang yang kita lagi upayakan yang small business

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan empat Bank BUMN sedang mengupayakan untuk dapat melonggarkan suku bunga kredit bagi pelaku usaha kecil.

"Yang untuk suku bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat/KUR) kan sudah enam persen. Kredit Pemilikan Rumah juga sudah rendah. Memang yang kita lagi upayakan yang small business. Nanti yang small business ada penurunan. Yang untuk kredit usaha kecil ya," kata Tiko, sapaan akrab Kartika di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Tiko berharap perbankan juga bisa menyesuaikan besaran bunga untuk sektor kredit lainnya.

Baca juga: Menko Airlangga minta segera perbankan implementasikan kebijakan BI

Empat bank BUMN yang dimaksud yakni Bank Mandiri, Bank BRI, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

"Iya (empat Bank BUMN mengupayakan)," katanya.

Pada Kamis ini, setelah rapat dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, sejumlah pimpinan bank berkomitmen mempercepat transmisi dari kebijakan moneter guna menjaga pertumbuhan ekonomi, di tengah tantangan global terutama wabah Virus Corona (COVID-19).

Airlangga Hartarto berharap perbankan segera menyesuaikan diri dengan dampak dari transmisi kebijakan BI yang menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate serta rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) dan rupiah.

“Rapat dengan BI, OJK, dan Kemenkeu pagi ini untuk mendengarkan masukan dari CEO perbankan. Kemudian kebijakan yang diambil BI dan OJK harapannya transmisi penurunan suku bunga BI bisa dirasakan oleh masyarakat,” kata Airlangga di Gedung OJK, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Perbankan siapkan antisipasi kredit macet naik, imbas Virus Corona

Selain berkaitan dengan stimulus dari BI dan OJK serta penurunan suku bunga, Airlangga juga mengungkapkan bagaimana langkah pemerintah dalam mendorong sektor riil di tengah situasi ekonomi saat ini.

"Pemerintah akan lakukan paket (kebijakan) kedua, impor-ekspor sekaligus, lalu dari bank situasi kredit dan dana nasabah di bank dan langkah penguatan apa yang dilakukan," kata dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan perbankan membutuhkan waktu untuk menyalurkan kredit setelah Bank Indonesia menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) dan rupiah.

"Kita monitor, kita track bagaimana transmisinya. Ini kami kawal supaya ditransmisikan kepada pricing di lending karena ini perlu waktu,” kata Wimboh.

Baca juga: Meski GWM turun, OJK sebut perbankan butuh waktu salurkan kredit

Baca juga: Perbankan dorong diversifikasi ekspor impor antisipasi Covid-19


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020