Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank di Jakarta, Rabu, menguat 45 poin menjadi Rp11.950/11.975 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.995/12.050.
"Aksi beli rupiah oleh pelaku pasar terpicu setelah pemerintah menaikkan paket stimulus menjadi Rp73,3 triliun dari sebelumnya Rp71,3 triliun dalam rangka mengantisipasi dampak krisis global," kata Pengamat pasar uang Farial Anwar di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, naiknya dana Paket Kebijakan stimulus fiskal itu setelah pemerintah mengajukannya dan mendapat persetujuan Panitia anggaran DPR.
Farial mengatakan, posisi rupiah pada angka tersebut juga karena Bank Indonesia tetap berada di pasar menjaga gejolak rupiah agar mata uang Indonesia itu berada di kisaran Rp12.000 per dolar.
"Kami optimis BI tetap menjaganya dengan mengamati pergerakan kedua mata uang itu dan juga kegiatan bank-bank asing yang bermain valas," katanya.
Ia mengatakan, Indonesia sebelumnya juga mendapat dana cadangan devisa siaga dari kesepakatan forum ASEAN ditambah tiga negara dalam upaya menjaga rupiah.
Karena itu rupiah ke depan akan semakin tumbuh baik, bahkan diperkirakan mendekati angka Rp11.000 per dolar AS yang didukung pula masuknya dana para pengusaha Indonesia yang diparkir di luar negeri, katanya.
Sementara itu dolar AS di pasar menguat terhadap yen menjadi 96,52-57 dibandingkan dengan 96,59-69 yen di New York dan 95,35-37 yen di Tokyo.
Euro terhadap dolar dikutip 1,2867-2872 dan 124,25-30 yen, terhadap 1,2840-2850 dolar dan 124,10-20 yen di New York serta 1, 2747-2749 dolar dan 121,54-58 yen.
Para pelaku asing sedang menunggu keluarnya indikator ekonomi AS yang diperkirakan melemah akibat pengaruh krisis finansial di dalam negeri itu sangat besar.
Rupiah sesi pagi ini menguat dan diperkirakan akan berlanjut sore nanti karena sentimen positif cenderung makin membaik, apalagi investor lokal masuk lagi ke pasar domestik.
"Kami optimis pasar masih positif dan rupiah akan kembali menguat pada sore nanti, katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009