Jakarta (ANTARA News) - Tokoh Nasional Amien Rais mengatakan tensi politik yang terjadi saat ini tidak begitu berpengaruh terhadap kondisi perekonomian. "Saya kira tidak ada pengaruhnya, jika ada itu hanya minimal," katanya di Jakarta, seusai menghadiri Deklariasi Revolusi Ekonomi Indonesia di Jakarta, Selasa. Menurut dia, saat ini, Indonesia relatif stabil dalam berdemokrasi, sehingga dinamika di dunia politik yang terjadi saat ini berupa pencalonan wakil presiden Jusuf Kalla sebagai capres tidak membuat ekonomi ikut terpengaruh. Sementara itu, Amien menjelaskan, bahwa pemerintah ke depan dibutuhkan pemimpin yang mampu membawa kehidupan ekonomi menjadi lebih baik dan lepas dari belenggu kapitalisme global. "Sampai detik ini kita sudaah bisa melihat bagaimana model ekonomi liberal kapitalis yang dikembangkan telah menemui kehancuran bahkan di tempat nenek moyangnya di AS, bahkan dalam pertemuan Davos mereka telah mengakui kegagalan sistem ini, tapi kenapa kita masih saja menuruti sistem ini," katanya. Amien juga menyatakan perlunya pemerintah kembali melaksanakan UUD secara benar. "Prinsip perekonomian di UUD pasal 33 menyatakan perekonomian dibangun berdasarkan asas kekeluargaan, ternyata yang dilakukan berdasarkan mekanisme pasar," katanya. Ia menambahkan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak harusnya dikuasai olegh negara saat ini telah dilepaskan kepada perusahaan-perusahaan asing. Ia mencontohkan lebih dari 90 persen produksi minyak dikuasai oleh asing, begitu pula di sektor perbankan dan telekomunikasi yang dimiliki oleh asing lebih dari 50 persen. Dalam kesempatan yang sama, Komite Revolusi Ekonomi Indonesia (KREI) mendeklarasikan revolusi ekonomi Indonesia. "Hal ini merupakan deklarasi terhadap pentingnya langkah-langkah konkret dan terlembaga dalam menyusun agenda penyelamatan bangsa," kata Ketua KREI Nazwa Nazaruddin dalam pidato dekalrasi tersebut. Menurut dia, saat ini, kesenjangan anatar si kaya dan si miskin semakin melebar akibat ekonomi kapitalis liberalistis yang tak terkendali. "Hal ini membuat para elit semakin kaya sementara rakyat semakin susah," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009