Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore masih melemah, namun posisinya masih di bawah angka Rp12.000 per dolar, karena Bank Indonesia (BI) masih tetap menjaga mata uang lokal itu di pasar.

"BI tidak menginginkan rupiah kembali merosot berada di atas Rp12.000 per dolar, karena itu BI terus mengamati pergerakan kedua mata uang itu di pasar terutama terhadap bank-bank asing," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp11.925/11.945 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.910/11.920 atau turun 15 poin.

Kostaman Thayib mengatakan, aksi lepas rupiah cenderung agak berkurang, menyusul melemahnya dolar di pasar global dolar terhadap mata uang utama Asia lainnya.

Dolar dipatok pada 94,37-94,42 yen terhadap 94,55-94,65 yen di New York dan 93,35-93,38 yen di Tokyo.

Menurut dia, rupiah agak tertekan karena pelaku melepas mata uang Indonesia untuk mencari untung setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam dari Rp12.050 menjadi Rp11.880 per dolar.

Namun Indonesia yang mendapat cadangan devisa siaga dari kesepakatan forum Asean ditambah tiga negara yakni Cina, Jepang dan Korea Selatan optimis akan dapat menjaga rupiah, katanya.

Rupiah, lanjut dia, ke depan akan semakin tumbuh dengan baik, bahkan diperkirakan akan bisa mendekati angka Rp11.000 per dolar AS yang didukung pula oleh masuknya dana dari para pengusaha Indonesia yang telah diparkir di luar negeri.

Apalagi dengan makin lancarnya pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) maka pasar akan dapat menopang rupiah lebih bergerak positif, ucapnya.

Rupiah pada siang hari sempat merosot tajam mendekati angka Rp11.995/12.050 per dolar, namun posisi itu tidak bertahan lama, setelah BI kembali intervensi pasar.

Dukungan BI mendorong rupiah kembali menjauhi angka Rp12.000 per dolar AS, ujarnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009