Jakarta  (ANTARA News) - Pakar politik jebolan Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Hasanuddin, di Jakarta, Selasa, berpendapat para anggota DPR seyogianya bisa menjaga etika dalam berbicara maupun berperilaku.

"Ingat, di ujung lidah anggota DPR ada martabat bangsa dan negara," tandasnya, menanggapi "perseteruan" antara anggota Komisi VII DPR versus Direksi PT Pertamina, terkait sikap kedua pihak yang dianggap tidak etis..

"Sebaiknya para anggota Dewan itu pandai-pandai menjaga etika komunikasi dengan siapa pun. Karenanya, apa pun 'statement' mereka, disampaikan dalam situasi apa pun, mereka harus ingat, bahwa mereka adalah pejabat Negara," katanya lagi.

Ia juga berharap, dalam kasus "adu argumentasi" dengan pihak Pertamina, hendaknya kalangan DPR  lebih bertindak "bijak", jangan terkesan bersikap sebagai penguasa.

"Tetapi sayangnya, adanya pemaksaan kepada pihak Pertamina untuk meminta maaf, juga merupakan cermin dari rendahnya harkat oknum anggota DPR sebagai wakil rakyat. Kasihan mereka," ujar mantan Ketua Umum PB HMI periode 2003-2005 ini.

Karena itu, Hasanuddin berulangkali mengingatkan, di ujung lidah para anggota Dewan itu sesungguhnya terletak harkat dan martabat bangsa.

Sebaliknya, kepada para mitra kerja, khususnya PT Pertamina, hendaknya lebih memahami mekanisme kerja di DPR, sehingga surat mereka tidak keliru atau salah alamat, sebagaimana diakui sendiri oleh Dirutnya.

"Tetapi, bahwa mungkin ada perilaku mitra kerja mereka yang kurang elok, di sinilah kedewasaan para politisi di DPR itu diperlukan," ujarnya.

Kalau belum bisa jaga diri, atau omongannya sendiri, demikian Hasanuddin, "bagaimana orang bisa berharap mereka bisa menjaga rakyat dan bangsa ini?". (*)

Copyright © ANTARA 2009