Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan kenaikan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) hingga 100 persen pada tahun 2012.

"Ekspor kita ke Jepang 660 juta dolar AS. Dengan adanya IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement) dalam dua hingga tiga tahun ke depan ekspor kita bisa dua kali lipat," kata Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA), Ansari Bukhari di Jakarta, Senin.

Ansari menegaskan harapan pemerintah ekspor TPT ke Jepang pada tiga tahun mendatang dapat mencapai 1,5 miliar dolar AS.

Peningkatan dimungkinkan terjadi dengan adanya program "Manufacturing Industry Development Centre" (Midec) yang dikembangkan di 13 sektor industri termasuk salah satunya TPT.

"Intinya bagaimana dengan Midec ini kita dapat meningkatkan daya saing, selain peningkatan produksi tentunya," ujar dia.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Benny Sutrisno mengatakan, kerjasama di sektor TPT sebenarnya sudah dilakukan sejak lama dengan Jepang. Indonesia bersama negara lain di ASEAN bekerjasama dengan Jepang juga melakukan kerjasama guna melawan dominasi produk tekstil Cina.

Saat ini, ia menjelaskan, bahwa kondisi industri permesinan TPT Jepang juga mengalami kesulitan seiring turunnya permintaan dan daya beli global terhadap produk TPT ini.

"Artinya, Jepang pun memang membutuhkan kerjasama ini dan berharap dapat saling menguntungkan," kata Benny.

Terkait masalah standarisasi produk yang selama ini ditakutkan eksportir TPT Indonesia ke pasar Jepang, menurut dia, sama sekali tidak ada masalah. Jepang memang memiliki standar, tetapi semua negara tujuan ekspor TPT di dunia menetapkan standar yang sama.

"Masalahnya hanya lah attitude, tapi yang jelas mereka sangat loyal dengan teman-teman dagangnya. Kita harus terus bertemu supaya tidak ada pengalihan pasar," tambah Benny.

Departemen Perindustrian (Depperin) mencatat bahwa ekspor TPT ke Jepang setiap tahun mengalami peningkatan, dimana tahun 2007 mencapai 603 juta dolar AS dan tahun 2008 telah mencapai 650 juta dolar AS, atau meningkat 7,8 persen.

Berdasarkan nilai ekspor tersebut Depperin mencatat pasar Jepang menduduki urutan kedua dengan prosentase 1,76 persen setelah Cina yang mendominasi 77 persen pasar Jepang. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009