Jakarta (ANTARA News) - Pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarak mengenai perolehan suara Partai Golkar dalam pemilihan anggota legislatif 9 April memang telah menimbulkan kesalahpahaman antara Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla sehingga akhirnya muncul pertemuan Cikeas 22 Februari.
"Rakyat tentu tidak mengharapkan adanya masalah hubungan pribadi antara Yudhoyono dengan Kalla," kata Ketua Bidang Politik Partai Demokrat Anas Urbaningrum kepada pers di Jakarta, Senin .
Anas mengemukakan hal itu usai menghadiri peresmian Bravo Media Center bagi Partai Demokrat yang terletak di Jalan Teuku Umar No 51 Jakarta.
Usai berlangsungnya pertemuan antara Jusuf Kalla dengan Yudhoyono di rumah Yudhoyono di Cikeas Bogor, Minggu malam, Ketua DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengatakan kepada pers bahwa salah satu tujuan utama pertemuan empat mata itu memang adalah untuk menghilangkan misunderstanding di antara kedua tokoh politik tersebut .
Namun Andi sama sekali tidak menjelaskan arti kesalahpahaman yang muncul antara Yudhoyono dengan Jusuf Kalla tersebut. Karena itu, kemudian Anas menjelaskan pengertian kesalahpahaman tersebut.
Anas mengatakan Yudhoyono secara khusus memang telah menjelaskan atau mengklarifikasi pernyataan Mubarak tersebut. Bahkan Yudhoyono dalam acara jumpa pers di Cikeas beberapa waktu lalu mengatakan kepada para wartawan bahwa ia telah mengeluarkan surat teguran kepada Mubarak.
Mubarak baru-baru ini mengatakan kepada wartawan bahwa diperkirakan perolehan suara Golkar pada 9 April hanya sekitar 2,5 persen. Walaupun kemudian Mubarak mengatakan angka 2,5 persen itu hanya merupakan perumpamaan, namun ucapan tersebut telah menimbulkan kemarahan para tokoh Golkar termasuk Jusuf Kalla yang kemudian mengeluarkan pernyataan saat masih di Belanda dengan menegaskan bahwa Golkar tidak mau dianggap enteng atau dianggap remeh oleh partai mana pun juga .
"Ada understanding (pengertian, red) yang tinggi untuk menekankan relasi (hubungan baik, red) pasca statement Mubarak tersebut walaupun SBY sudah memberikan klarifikasi," kata Anas.
Sementara itu, ketika dimintai komentarnya tentang pernyataan Kalla bahwa dia siap menjadi calon presiden Golkar, Anas mengemukakan Partai Demokrat menganggap hal itu sebagai hak yang sangat wajar.
Namun diingatkannya, bahwa secara resmi Partai Golkar masih akan menyeleksi calon-calon presiden antara lain dengan melihat hasil pemilihan 9 April mendatang itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009