Banyuwangi (ANTARA News) - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memberi kuota sebanyak 5.000 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk ditempatkan ke negeri ginseng itu dalam tahun 2009.
"Kuotanya menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat dalam dialog dengan para calon TKI ke Korsel di Banyuwangi, Jatim, Senin.
Jumhur menyebutkan Korsel pada 2006 memberi kuota sebanyak 8.000 TKI dan yang ditempatkan ke negeri itu sebanyak 1.243 orang.
Pada 2007 Korsel memberi kuota sebanyak 8.500 orang TKI dan yang bisa ditempatkan sebanyak 4.304 orang.
Sementara pada 2008 Korsel memberi kuota sebanyak 9.000 orang TKI dan yang bisa ditempatkan melonjak tinggi mencapai 11.885 orang.
Sedangkan untuk 2009, kata Jumhur, kuota yang diberikan Korsel turun lagi karena Korsel terkena dampak krisis ekonomi global.
"Kuotanya `drop` (menurun) karena industri di sana harus mengurangi jumlah tenaga kerjanya," kata Jumhur.
Ia juga menyatakan sekitar ratusan TKI yang bekerja di sektor industri di Korsel terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2008 tetapi mereka bisa dipekerjakan lagi di perusahaan lain di Korsel.
"Sampai sekarang saya belum mendengar ada TKI yang terkena PHK di Korsel dipulangkan ke Indonesia," katanya.
Jumhur mengatakan, Korsel pada April mendatang akan menyelenggarakan tes kemampuan berbahasa Korea sebagai syarat utama kelulusan bagi calon TKI yang ingin bekerja di Korsel.
Nilai yang harus dipenuhi untuk lulus bahasa Korea adalah 120, kata Jumhur, sedangkan nilai kelulusan kemampuan teknis untuk bekerja di berbagai perusahaan di Korsel rata-rata 80.
Penempatan TKI ke Korsel merupakan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korsel (government to government).
Para TKI yang bekerja di Korsel rata-rata menerima gaji sebesar Rp8,5 juta per bulan belum termasuk uang lembur.
Jumhur juga mengingatkan kepada masyarakat terutama calon TKI yang berminat bekerja di Korsel untuk berhati-hati terhadap pihak-pihak tertentu yang mengaku kenal dekat dirinya atau yang memiliki foto dengan dirinya.
"Nama dan foto saya banyak `dijual` untuk menipu. Tolong lapor ke saya atau kantor BNP2TKI bila ada orang yang mengaku dekat dengan saya dan memungut uang untuk mengurus kerja ke Korsel," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Org2 yg terkena tipu