Jakarta (ANTARA News) - Jumlah bilateral swap arrangement (BSA) (yaitu
bantuan pemanfaatan tambahan cadangan devisa jika diperlukan) mencapai 12
miliar dolar AS atau meningkat 100 persen dibanding sebelumnya yang hanya 6
miliar dolar AS.
Kepala Biro Humas Depkeu, Harry Z. Soeratin dalam keterangannya di
Jakarta, Minggu, menyebutkan, peningkatan jumlah BSA itu merupakan salah
satu kesepakatan pertemuan antara Menkeu Sri Mulyani Indrawati dengan
Sekretaris Parlemen Bidang Keuangan Jepang, Shinsuke Suematsu (mewakili
Menkeu Jepang Kaoru Yosano) baru-baru ini di Phuket Thailand.
Para menteri sepakat untuk memperkuat kerjasama antara Indonesia -
Jepang melalui peningkatan jumlah BSA di bawah Chiang Mai Inisiative.
Jepang juga memberikan bantuan keuangan sampai dengan sebesar 1,5
miliar dolar AS yang akan disediakan untuk Indonesia dalam bentuk garansi
oleh Japanese Bank for International Cooperation (JBIC) kepada Pemerintah
Indonesia atas penerbitan obligasi bermata uang Yen melalui pasar modal
Jepang (Samurai Bonds).
Jepang juga bersedia untuk mengambil bagian dalam fasilitas pinjaman contingensi bersama melalui JBIC untuk Indonesia yang akan dielaborasi oleh
Indonesia dan para mitra dalam pembangunan yang meliputi Bank Dunia, Bank
Pembangunan Asia, dan negara-negara sahabat utama.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati, menurut Harry, menyampaikan bahwa bantuan
Jepang itu akan memberikan
kontribusi bagi stabilitas perekonomian Indonesia dan memperkuat posisi
cadangan devisa saat ini.
Menkeu juga menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk
mempertahankan kebijakan fiskal dan ekonomi yang hati-hati dan melanjutkan
agenda reformasi yang tegas dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
kepercayaan investor dan memperkuat ketahanan perekonomian Indonesia.
Sekretaris Parlemen Bidang Keuangan Jepang, Shinsuke Suematsu menyambut
baik penegasan kembali komitmen Pemerintah Indonesia.
Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan kerjasama yang lebih erat dalam
periode yang penuh tantangan dalam perekonomian global.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009