Brisbane (ANTARA News) - Perdana Menteri Kevin Rudd dan ribuan warga negara bagian Victoria, Minggu, berkumpul di gedung Arena Rod Laver Melbourne dalam acara "Berkabung Nasional" untuk mengenang para korban kebakaran semak belukar dan mereka yang tanpa lelah berjuang di garis depan bencana.
Acara berkabung itu juga diselenggarakan di berbagai tempat di negara bagian Victoria dan kota lain di Australia.
Dalam pidatonya di acara yang disiarkan langsung Stasiun TV "ABC", "Channel Seven", "Channel Nine", "Channel 10", dan "SBS" itu, Rudd mengajak rakyatnya untuk mengenang bencana "Sabtu Kelabu" setiap tahun dengan menaikkan bendera setengah tiang dan mengheningkan cipta sejenak pada 7 Februari.
Ia menyebut musibah terburuk dalam sejarah kebakaran semak belukar Australia sejak 1983 yang sejauh ini telah menewaskan 209 orang itu sebagai "ujian" bagi rakyat Australia, khususnya mereka yang berada di negara bagian Victoria.
Menghadapi ujian itu, PM Rudd menggarisbawahi tiga nilai yang menyertai rakyatnya. Ketiga nilai itu adalah "keberanian", "keharuan" dan "ketahanan"seperti tampak dari heroisme para petugas pemadam kebakaran, mereka yang bahu-membahu membantu korban, dan ketahanan rakyat menghadapi kondisi seberat apapun.
"Kalian yang menderita (karena bencana-red.) tidak sendirian. Seluruh negeri bersama kalian. Kalian pun mendapat simpati dari banyak negara di dunia," katanya.
Rudd menegaskan bahwa semua yang hancur akibat bencana ini, seperti rumah, sekolah, dan masyarakat, akan kembali dibangun namun memang tidak mudah melaksanakan pembangunan kembali semua itu.
Acara yang berlangsung khitmat dan diisi dengan pidato dari beberapa tokoh lintas agama itu diawali dengan pemberian sekuntum bunga putih di sebuah karangan bunga berbentuk lingkaran oleh sejumlah tokoh Australia dan wakil Kerajaan Inggris.
Di antara mereka adalah PM Rudd dan istri, Kepala Negara Bagian Victoria John Brumby dan istri,
Gubernur Jenderal Quentin Bryce, dan Putri Anne yang mewakili Ratu Inggris.
Dalam acara itu, hadir pula Kepala Polisi Victoria Christine Nixon, Pemimpin Oposisi Australia Malcolm Turnbull, dan tokoh gereja Katolik Melbourne, Denis Hart.
Memasuki hari ke-15 bencana kebakaran semak belukar di Victoria itu, para petugas pemadam masih terus berjuang memadamkan kobaran api di sejumlah tempat. Salah satu kobaran api yang sulit dikendalikan berada di kawasan Kilmore timur.
Dalam bencana ini, dua mahasiswa Indonesia, Rudi dan Dean Lesmana, juga termasuk di antara mereka yang dinyatakan hilang.
Keduanya masuk daftar "orang hilang" kepolisian Victoria sejak mereka pergi ke kota wisata Marysville dengan mobil Honda Jazz bernomor polisi UTL 027 milik Juliana pada 7 Februari lalu.
Kota kecil Marysville merupakan salah satu daerah terparah dalam musibah yang telah menewaskan sedikitnya 200 orang dan seorang petugas pemadam kebakaran yang tewas dalam sebuah kecelakaan itu.
Bencana kebakaran terburuk dalam sejarah Australia sejak 1983 itu, tidak hanya menewaskan ratusan orang, tapi juga menghancurkan lebih dari 1.800 rumah warga dan 450 ribu hektare lahan di utara, timur laut dan timur Melbourne. Akibat musibah itu, sekitar tujuh ribu warga kehilangan rumah.
Dalam bencana itu, seorang pemuda bernama Brendan Sokaluk diadili di pengadilan setempat karena diduga keras sengaja membakar lahan semak belukar di daerah Churchill-Jeeralang yang menewaskan 11 orang.
Beberapa daerah dilanda kebakaran hebat itu adalah Kinglake, Kinglake West, St Andrews, Marysville, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan, dan Arthurs Creek. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009