Teheran (ANTARA News) - Ketua Majelis Iran Ali Larijani dalam pertemuan dengan mantan kanselir Jerman Gerhard Schroeder mengecam kebijakan standar ganda negara tertentu Eropa  terhadap terorisme.

Seperti diberitakan IRNA,  Ali Larijani  mengatakan tindakan Uni Eropa (UE) untuk menghapus Organisasi Mojaheddin Khalq (MKO) dari daftar teroris atau perundingan rahasia dengan sejumlah teroris di wilayah tersebut adalah bukti nyata mengenai kebijakan itu.

Dalam pertemuan tersebut, Larijani menyatakan hubungan dengan UE, termasuk Jerman, berkembang tapi masih naik-turun.

Ketika merujuk kepada kerja sama dan hubungan lama antara kedua negara, Larijani mengatakan Iran dan Jerman dapat mengembangkan hubungan dan kerja sama di berbagai bidang dengan potensi yang ada.  

Mengingat posisi Jerman di UE, Larijani menyerukan sikap lebih independen UE dalam perkembangan internasional dan menegaskan pendekatan independen semacam itu akan memiliki peran positif dalam keamanan, ketenangan dan kestabilan internasional serta menimbulkan kemakmuran lebih besar bagi negara Eropa.

Mengenai itu, Larijani tersebut menyampaikan kesediaan Iran bagi kerja sama bilateral dalam bidang ekonomi dan perdagangan serta energi dengan Jerman dan anggota lain UE.

Ketika merujuk kepada pemerintah baru AS dengan slogan "perubahan", Ketua Majelis itu mengatakan Iran menunggu perubahan dalam kebijakan dan prilaku AS dan berharap kesalahan 8 tahun terakhir takkan terulang.

Ia menyatakan Iran memainkan peran positif dan konstruktif dalam perkembangan belakangan ini di Afghanistan dan percaya itu berada di arah yang benar.

Larijani mengatakan HAMAS di Palestina dan Hizbullah di Lebanon memasuki arena pembuatan keputusan nasional berdasarkan suara rakyat, jadi mengapa Barat menyebut mereka teroris, sementara rejim Zionis --yang terbukti sebagai terorisme negara-- dipandang sebagai pecinta perdamaian.

Mengenai masalah nuklir Iran, ia mengatakan Iran telah terikat komitmen pada semua hukum dan peraturan internasional , sehingga  melucuti ilmu pengetahuan dan program energi nuklir Iran merupakan sesuatu yang tak mungkin.

Sementara itu, Gerhard Schroeder menyebut Iran sebagai negara yang efektif dan penting di tingkat regional dan internasional.

Schroeder menggarisbawahi pemanfaatan potensi energi Iran di Eropa dan menyebut masalah tersebut sebagai landasan penting bagi pengembangan hubungan ekonomi dan dagang.

Mantan kanselir Jerman itu mengatakan usul Iran guna menciptakan konsorsium nuklir dapat diterima dan itu mesti ditindaklanjuti sebagai rencana nuklir internasional.

Mengenai HAMAS di Palestina, Schroeder menegaskan mengabaikan HAMAS dan upaya untuk mengucilkan kelompok tersebut selama beberapa tahun ini telah menjadi kekeliruan dan keikutsertaan organisasi itu dalam berbagai masalah regional adalah tindakan yang tepat dan perlu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009